Meski target jangka pendek proyek Primavera di Italia (1993-1995) gagal tercapai di Kualifikasi Olimpiade 1996, efek positif program itu masih berlanjut panjang.
Penulis: Kukuh W./Andrew S./Ferry T.
Setelah beberapa alumnus sukses menjadi pemain di klub lokal maupun luar negeri dan akhirnya membela timnas Indonesia, kini sebagian dari mereka sedang memasuki bab baru dalam kariernya.
Bab baru itu adalah menjadi seorang pelatih. Kini saat yang tepat bagi mereka untuk mentransfer ilmu yang mereka punya ke anak didiknya.
Akhir pekan lalu, Bima Sakti menambah daftar jebolan Primavera yang menjadi seorang pelatih. Sosok yang terkenal memiliki tendangan keras dan akurat itu kembali ke tanah kelahirannya, Balikpapan.
Ia didaulat sebagai asisten pelatih Persiba menemani pelatih kepala Jaino Matos.
Ia datang ke tim berjulukan Beruang Madu itu dengan misi penyelamatan Persiba, yang hampir tak bisa ikut Indonesia Soccer Championship (ISC) karena masalah keuangan.
“Semula saya ditawari Pak Joko (Driyono/Dirut PT GTS selaku operator ISC). Tawaran itu saya ambil untuk membantu Persiba karena suatu kebanggaan bisa terjun di tim tanah kelahiran saya,” kata Bima.
Sebenarnya, keputusan terjun sebagai pelatih di tahun ini merupakan pilihan sulit. Pasalnya, ia masih ditawari bermain di Gresik United dan PSPS Pekanbaru.
Bima kini menyusul Eko Purjianto, yang sudah lebih dulu meniti karier di pentas profesional sebagai asisten pelatih Bali United.
“Hal yang mungkin bisa menjadi perbedaan dari mantan Primavera mungkin lebih detail dalam hal taktik. Selama di Italia kan kami fokus digembleng di hal itu,” ucap Bima.
Dikabarkan, Bejo Sugiantoro dan Anang Ma'ruf juga akan menapaki karier pelatih di level profesional bersama Surabaya United tahun ini.
Selain Eko dan Bima, nama-nama lain memang masih fokus melatih di level pembinaan usia muda, baik di timnas junior dan pun di SSB/akademi. Bahkan, beberapa alumnus Primavera juga mulai meniti karier menjadi pegawai negeri sipil dan karyawan swasta.
JEBOLAN PRIMAVERA SAAT INI
Bima Sakti: Asisten Pelatih Persiba
Dedy Umarella: Karyawan
Asep Dayat: PNS
Sugiantoro: Pelatih SSB
Sulkan: almarhum
Aples Gideon Tecuari: Pelatih dan PNS di Manokwari
Chris Yarangga: PNS dan asisten pelatih
Kurniawan Dwi Yulianto: Pelatih usia muda
Eko Purjianto: Asisten pelatih Bali United
Yeyen Tumena: Direktur Teknik atau Kepala Pelatih ASIOP Apacinti
Surono: Wiraswasta
Irwan Fahrezie: Jurnalis
Frido Yuwanto: Karyawan
Anang Ma'ruf: Staf Bidang Olah Raga dan Prestasi Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Surabaya dan Pengelola Stadion Gelora 10 November
Trimur Vedayanto: Pelatih SSB Gendut Doni Training Camp (GDTC)
Dyan Irzandi: Pegawai Pemkot Bogor dan Pelatih Kepala Bogor Football Academy (BFA)
Indrianto Nugroho: Pelatih Kepala SSB Kabomania
Nurul Huda: Pelatih SSB
Kurnia Sandi: staf pelatih di T-Team (di bawah Rahmad Dharmawan)
Gusnedi Adang: Pemilik SSB Primavera Baretti
Ferry Taufik: Pelatih SSB
Supriono: Pemilik dan kepala pelatih SSB Mutiara Primavera serta dua tahun berturut-turut didaulat sebagai pelatih untuk Gothia Cup di Swedia
Ismayana: Pelatih di akademi Barito
Ari Supriarso: Pelatih SSB Terang Bangsa
Fauzi Irfan: Karyawan Bank
Dwi Prio Utomo: Asisten pelatih (timnas U-16)
Ilham Romadhona: Pelatih di akademi Barito
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.662 |
Komentar