Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) telah menerbitkan perubahan pada aturan permainan untuk musim 2016-2017. IFAB akan menghilangkan aturan tiga hukuman berturut-turut (triple punishment) kepada pemain yang melakukan pelanggaran di dalam kotak penalti.
Triple punishment di dalam kontak penalti memungkinkan seorang pemain menerima kartu merah dan mendapat larangan bertandingn pada laga berikutnya, plus memberikan penalti kepada tim lawan.
Aturan ini dipandang terlalu berat bagi pemain dan tim. Bahkan sebagian besar pihak menyebut aturan tersebut telah beberapa kali menghancurkan permainan karena pertandingan akan berlangsung tidak seimbang.
Aturan tersebut kini akan diubah sehingga seorang pemain yang melakukan pelanggaran tidak disengaja atau menggagalkan peluang tim lawan mencetak gol, tidak akan secara otomatis diberi kartu merah.
Namun, bukan berarti semua pelangaran di dalam kotak penalti akan terhindar dari kartu merah. Pemain yang melakukan pelanggaran serius, memegang, menarik, dan mendorong lawan tanpa menguasai bola, serta dengan sengaja menyentuh bola dengan tangan akan tetap diusir wasit.
IFAB telah mengumumkan niat mereka untuk memberlakukan aturan baru ini pada Maret 2016. Karena bersifat baru, aturan ini akan terus dipantau selama 18 bulan ke depan yang akan dipimpin oleh mantan wasit Premier League, David Elleray.
Selain triple punishment, IFAB juga telah menyetujui masa percobaan selama dua tahun dari penerapan teknologi video untuk membantu wasit dalam menentukan beberapa hal pada sebuah pertandingan, yaitu menentukan gol, kartu merah, dan penalti.
Aturan ini juga telah mendapat dukungan penuh dari Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Carlo Tavecchio.
"Kami akan menjadi pendukung pertama dalam penerapan teknologi di lapangan dan kami percaya memiliki segala sesuatu yang diperlukan untuk berkontribusi dalam uji coba penting ini," kata Tavecchio dikutip dari Sky Sports.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Sky Sports |
Komentar