Konflik berkepanjangan antara PSSI selaku federasi sepak bola Tanah Air dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berdampak buruk.
Dalam dua tahun terakir, 2015 dan 2016, kompetisi dalam negeri bertajuk Indonesia Super League (ISL) gagal digelar.
Pada 2015, ISL sempat berjalan sekitar 2 pekan sebelum terhenti lantaran terbentur dengan kebijakan Kemenpora yang membekukan PSSI.
Pada 2016, pembekuan Kemenpora itu pun tak kunjung dicabut.
Secara otomatis PSSI belum bisa menggulirkan kembali ISL beserta level kompetisi di bawahnya (Divisi Utama, Liga Nusantara, dan ISL U-21).
Merespon kisruh panjang ini, PT Liga Indonesia selaku pengelola ISL lewat anak perusahaannya PT Gelora Trisula Semesta dan klub-klub peserta yang notabane anggota PSSI, berinisiatif menggelar ajang jangka panjang, yakni Indonesia Soccer Championship (ISC).
Ajang yang berformat kompetisi itu, minus promosi dan degradasi, resmi akan bergulir mulai 29 April.
Sekjen PSSI, Azwan Karim, yang semula sangat antusias menggelar ISL 2016 kini sangat mendukung berlangsungnya ISC.
"ISC ini kan keinginan anggota. PSSI itu siapa, hanya yang ada yang di Senayan. Intinya kan anggota. Anggota telah melihat ISC sebagai kesempatan untuk menggulirkan lagi sepak bola," kata Azwan.
Menurutnya, kini PSSI langsung fokus menatap ISL 2017.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | juara |
Komentar