Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Benang Merah Leicester dan Atletico 2013-2014

By Anju Christian Silaban - Rabu, 13 April 2016 | 18:45 WIB
Para pemain Leicester City merayakan gol yang berhasil mereka cetak ke gawang Southampton dalam pertandingan lanjutan Premier League 2015-2016 di Stadion King Power, Leicester, Inggris, pada 3 April 2016.
MICHAEL REGAN/GETTY IMAGES
Para pemain Leicester City merayakan gol yang berhasil mereka cetak ke gawang Southampton dalam pertandingan lanjutan Premier League 2015-2016 di Stadion King Power, Leicester, Inggris, pada 3 April 2016.

Ada benang merah antara gaya Leicester City musim ini dengan Atletico Madrid ketika menjuarai La Liga 2013-2014. Kedua tim sama-sama menunjukkan keunggulan saat tidak menguasai bola.

Bisa dilihat jumlah tackle per laga Leicester yang mencapai 23. Untuk aspek ini, Leicester menempati urutan teratas dalam 33 pertandingan Premier League.

N'Golo Kante, Christian Fuchs, dan Daniel Drinkwater memegang peranan vital dalam catatan tersebut. Apabila ditotal, rata-rata tackle per laga mereka mencapai 11,2.

"Ada kemitraan sangat bagus antara Drinkwater dan Kante. Satu hal yang saya suka, Drinkwater selalu mampu memenangi duel saat melakukan tackle," kata Claudio Ranieri kepada BBC, 17 Maret 2016.

Adapun untuk intercept, pasukan Claudio Ranieri bertengger di posisi teratas. Rata-rata 21,5 intercept mewarnai pertandingan The Foxes musim ini.

Hasilnya, pertahanan Leicester mampu membendung kebanyakan serangan dari lawan. Hanya 31 gol bersarang di gawang Kasper Schmeichel.

Berbekal catatan itu, Leicester City menjadi tim terbaik kedua untuk aspek pertahanan. Posisi teratas dihuni Tottenham Hotspur yang cuma menderita 25 gol.

Setali tiga uang dengan Atletico tiga tahun lalu. Tim asuhan Diego Simeone juga menempati posisi teratas untuk rata-rata tackle, yaitu 24,1.

Lawan-lawan Atletico pun kesulitan menembus gawang yang dikawal Thibaut Courtois saat itu. Los Rojiblancos meraih predikat pertahanan terbaik dengan jumlah kemasukan 26 dari 38 laga.

Leicester dan Atletico tiga musim lalu juga terlihat serupa apabila menilik skenario gol. Leicester mampu mencetak empat gol lewat serangan balik atau menjadi yang paling banyak di antara kontestan lainnya.

Sementara itu, delapan gol Atletico pada La Liga 2013-2014 lahir dari skenario serupa. Jumlah ini terpaut lima dari Real Madrid yang mencetak gol serangan balik paling banyak saat itu.

Banyak kesamaan di antara kedua tim, tetapi untuk akhir cerita, Leicester harus menunggu. Mereka membutuhkan tiga kali tripoin pada sisa kompetisi untuk menyamai kisah manis Atletico.

[video]http://video.kompas.com/e/4839935876001_ackom_pballball[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor :
Sumber : Transfermarkt, Sky Sports, Opta, Whoscored


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X