Penampilan Manchester United yang kurang impresif musim ini bukan saja membuahkan kritik dari penggemar. Saham klub peraih 20 gelar Premier League tersebut pun jatuh sampai 400 juta poundsterling (sekitar Rp 7,4 triliun).
Pada Agustus 2015, saham Red Devils di New York Stock Exchange bernilai 12,84 poundsterling (sekitar Rp 240.000) per lembar.
Satu hari setelah Man United kalah 0-3 dari Tottenham Hotspur, Minggu (10/4/2016), nilai saham Man United turun menjadi 9,67 pounds (sekitar Rp 180.000). Harga keseluruhan klub tersebut juga turun.
Pada awal musim 2015-2016, nilai Manchester United mencapai 2 miliar pounds atau tak kurang dari Rp 37 triliun. Pada Senin (11/4/2016) malam waktu setempat, nilai tersebut merosot ke 1,58 miliar atau Rp 29, 5 triliun.
Baca Juga:
- 6 Korban Pelanggaran Horor Nigel de Jong
- Sean Gelael 'Belajar' dari Pengalaman Rio Haryanto
- Adam Johnson Dipindah ke Penjara dengan Keamanan Ekstraketat
Tersingkirnya Man United dari Liga Champions musim ini, serta ancaman tidak lolos ke turnamen antarklub Eropa tersebut pada musim depan berkontribusi pada jebloknya nilai saham klub.
Pada Desember 2015, setelah Man United kalah 2-3 dari Man United, saham Man United turun menjadi 12.45 pounds (Rp 232.000). Nilai tersebut terus turun seiring kesulitan Man United menembus empat besar Premier League.
Namun, klub tersebut masih bisa bernapas lega. Mereka mendapat keuntungan dari kontrak dengan Adidas sebesar 750 juta pounds atau Rp 13 triliun. Man United juga melakukan kerja sama dengan Gulf Oil dan 20th Century Fox.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Sky Sports |
Komentar