Posisi Sinisa Mihajlovic (47) di kursi kepelatihan AC Milan seperti tak pernah sepi dari badai isu pemecatan. Usai kekalahan Milan dari Juventus akhir pekan lalu, nama Cristian Brocchi (40) resmi ditunjuk sebagai penerus Mihajlovic.
Kekalahan 1-2 dari Juventus adalah kejadian kelima Milan gagal memetik angka penuh dalam 5 pekan beruntun.
Rangkaian paceklik kemenangan itu terjadi sejak kompetisi memasuki Maret. Secara berturut-turut, Milan gagal menaklukkan Sassuolo (skor 0-2), Chievo (0-0), Lazio (1-1), Atalanta (1-2), dan Juve.
Presiden Silvio Berlusconi pun habis kesabaran. Benarkah Mihajlovic menghancurkan Milan?
Setidaknya, ada 4 bukti yang menunjukkan kinerja sang pelatih tidak seburuk yang dibayangkan. Berikut di antaranya.
1. Peningkatan dibandingkan musim lalu
BREAKING: AC Milan have announced Filippo Inzaghi has been sacked by the club. pic.twitter.com/91BgdtL9Ql
— ESPN FC (@ESPNFC) June 16, 2015
Sampai pekan ke-32 di Serie A musim ini, Milan menempati peringkat ke-6 dengan koleksi 49 poin.
Rapor itu mungkin jauh dari kata memuaskan. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan kinerja musim lalu, Rossoneri di bawah Mihajlovic justru mengalami peningkatan.
Rapor bareng Filippo Inzaghi di 2014-2015 pada pekan yang sama lebih buruk, yakni berada di posisi ke-10 dengan hanya 43 poin.
2. Fondasi jangka panjang
Un predestinato che ha bruciato tutte le tappe: auguri a @gigiodonna1 del @acmilan che compie 17 anni!#SkySerieA pic.twitter.com/r4tNS9RYIh
— Sky Sport (@SkySport) February 24, 2016
Sisi positif lain dalam rezim Mihajlovic ialah kemunculan pemain berdarah segar yang bergairah.
Protagonis dalam aspek ini ialah kiper remaja Gianluigi Donnarumma (17), yang mencuat sebagai fenomena baru di Italia.
Kebijakan Miha mengeksploitasi pemain muda lain, seperti Alessio Romagnoli (21), Mbaye Niang (21), hingga Davide Calabria (19), menunjukkan Rossoneri sebenarnya sudah punya fondasi tim untuk jangka panjang.
Tinggal menunggu penempaan dan racikan yang tepat guna menjadikan para pemuda ini konsisten.
3. Masih ada peluang meraih gelar
Posisi ke-6 yang ditempati Milan saat ini mungkin tak bisa mendatangkan senyum bagi Berlusconi cs.
Mereka tertinggal 7 poin dari penghuni terdekat zona antarklub Eropa, Fiorentina, di peringkat ke-5.
Toh, masih ada yang bisa dilakukan Mihajlovic guna menyelamatkan musim Rossoneri dengan raihan gelar. Milan bakal menantang Juventus di final Coppa Italia pada 21 Mei.
Dengan lolos ke laga puncak saja, Miha sudah mencatat rekor sebagai pelatih pertama dalam 13 tahun yang membawa Milan ke final Coppa.
4. Masih bisa sprint kencang akhir musim
Melihat sisa lawan pada 6 pekan terakhir, Milan masih punya peluang melakukan sprint kencang guna mengatrol posisi.
Andai kalkulasi kasar jadi acuan, Rossoneri seharusnya tak kesulitan meladeni Carpi dan Frosinone pada dua laga kandang paling dekat.
Sisa partai terakhir di San Siro ialah menjamu Roma pada pekan pamungkas. Di partai tandang, mereka 'hanya' akan melawan Sampdoria, Verona, dan Bologna.
[video]http://video.kompas.com/e/4839071041001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar