Sabtu, 27 Februari 2016. Jagat sepak bola Spanyol dikejutkan oleh pernyataan prematur Zinedine Zidane. Pelatih Real Madrid itu menganggap perburuan titel La Liga 2015-2016 telah selesai menyusul kekalahan timnya dari Atletico Madrid.
Penulis : Indra Citra Sena
Pemicunya adalah kesenjangan jarak dengan Barcelona selaku penguasa klasemen sementara yang mencapai 12 poin.
Zidane enggan lagi memikirkan peluang juara liga kendati secara matematis Madrid masih bisa mengejar di sisa kompetisi.
Berselang lima pekan kemudian, situasi berubah seiring hasil pertandingan el clasico yang berujung kemenangan bagi Madrid.
Api semangat yang sempat padam pun seketika berkobar kembali di dalam diri setiap pemain.
“Madrid tak pernah menyerah dan selalu berjuang sampai detik-detik penghabisan. Bersama-sama, kami bisa mengalahkan tim mana pun dan menjuarai trofi apa pun,” kata Jese Rodriguez seperti dikutip dari situs klub.
Keyakinan Jese didukung tren unik Madrid selama sedekade terakhir yang kerap menuai hasil bagus selepas mengalahkan Barcelona di paruh kedua kompetisi.
Los Blancos alias Si Putih bahkan mampu mencatat rekor tak terkalahkan hingga akhir musim.
Tren tersebut pernah terjadi tiga kali, yakni pada 2007-2008 (mengalahkan Barcelona pada pekan ke-36), 2011-2012 (pekan ke-34), dan 2012-2013 (pekan ke-26).
Fakta sejarah semacam ini tentu bisa dimanfaatkan untuk memupuk kepercayaan diri tim.
Belum lagi dukungan statistik lain yang menyebutkan bahwa keok di el clasico berarti permainan Barcelona terancam melempem pada pekan berikutnya.
Tercatat tiga dari lima kekalahan terakhir dari Madrid mengundang hasil negatif susulan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.661 |
Komentar