Kinerja wasit masih menjadi masalah pelik di persepakbolaan Indonesia. Sosok pengadil di lapangan itu kerap menjadi kambing hitam bila ada salah satu kesebelasan yang mengalami kekalahan.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Sebenarnya PSSI mulai fokus membenahi masalah tersebut. Salah satu caranya memberikan penghargaan untuk wasit.
Terakhir, pada penyelenggara Liga Super Indonesia 2014, setiap bulan secara konsisten dipilih wasit terbaik.
Cara ini tetap dilanjutkan saat Indonesia memasuki “tahun turnamen” akibat kisruh PSSI-Kemenpora. Maksudnya jelas, agar para wasit termotivasi memberikan kemampuan terbaiknya.
“Kami tentu menyambut positif pemberian penghargaan itu. Hal itu pasti menambah semangat dalam memimpin pertandingan. Wasit sangat mengapresiasi itu,” ucap Thoriq Alkatiri, wasit terbaik Torabika Bhayangkara Cup 2016, yang berhak mendapatkan hadiah 50 juta rupiah dan satu unit sepeda motor itu.
Menurut penuturan wasit jebolan FPOK UPI tersebut, titel yang ia dapat hanya simbolis.
Karena itu, hadiah yang diterimanya juga ia bagi kepada empat nominasi wasit terbaik lainnya, Nusur Fadilah, Iwan Sukoco, Muslimin, dan Oki Dwi Putra.
Suporter dan Pemain
Ia pun menuturkan tantangan besar yang dihadapi wasit saat memimpin di sebuah pertandingan berasal dari suporter.
“Ada yang belum siap menerima kekalahan. Seharusnya bisa seperti di luar negeri yang militan, tapi sportif. Meski begitu, setiap tahunnya sudah membaik kok,” katanya.
Di tingkatan kedua ada dari pemain. Bagi Thoriq masih ada beberapa pemain yang kurang paham tentang law of the games. Hal ini yang membuat pemain kerap memprotes berlebihan.
"Tapi, saat ini pemain sudah banyak yang teredukasi akan hal itu. Seharusnya wasit dan pemain harus mencontoh pertandingan di liga-liga luar," tutur wasit terbaik LSI 2014 dan Piala Presiden itu.
Menurutnya, dari laga itu bisa dipelajari hal-hal yang tak tertulis di law of the games.
Sikap Thoriq yang tenang dan raut muka bersahabat pun ia contoh dari kepemimpinan wasit di pertandingan luar negeri.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.661 |
Komentar