La Liga 2015-16 telah memasuki pekan ke-31. Persaingan pun semakin seru, baik di papan atas yang berisikan tiga kuda pacu, yakni FC Barcelona, Atletico Madrid, dan Real Madrid, maupun papan bawah alias zona degradasi.
Sejauh ini, Levante berada di urutan paling buncit sekaligus berpeluang besar turun kasta ke Segunda Division. Akan tetapi, kesempatan klub rival sekota Valencia itu bertahan di La Liga juga tetap terbuka mengingat kompetisi masih menyisakan tujuh partai.
Levante kini mengoleksi 25 poin, berjarak tiga poin dari Sporting Gijon (peringkat 19) dan Getafe (18), serta empat dari Granada (17). Artinya, mereka wajib memaksimalkan jadwal tersisa untuk mengejar dan melampaui perolehan ketiga tim di atas mereka sebelum akhir musim.
Sejarah menyebutkan bahwa hampir seluruh tim penghuni posisi juru kunci pada pekan ke-31 pasti terdegradasi pada akhir musim. Hal ini bak kutukan yang harus dihindari Levante dengan cara meniru semangat juang dua klub, yaitu Cadiz dan Celta Vigo.
Ya. Cadiz dan Celta adalah sepasang pembuat keajaiban di La Liga. Hanya dua tim ini pernah meloloskan diri dari jeratan degradasi meski sempat terpuruk di dasar klasemen sementara pada pekan ke-31.
Cadiz melakukannya pada edisi 1990-91. Ketika itu, mereka berhasil mengantongi tiga kemenangan dan tiga imbang dalam tujuh pertandingan pamungkas, termasuk mengalahkan jawara La Liga, Barcelona, dengan skor telak 4-0 pada pekan ke-34!
Alhasil, Cadiz merangkak naik ke peringkat 18 yang berarti mereka terhindar dari degradasi langsung dan berkesempatan mengadu nasib pada laga playoff melawan penantang dari Segunda Division, Malaga. Dewi fortuna kembali menaungi karena Cadiz menang adu penalti setelah bermain imbang 1-1 secara agregat dalam dua pertemuan.
Lebih dari dua dekade selepas keajaiban Cadiz, tepatnya pada edisi 2012-13, giliran Celta yang mengukir sejarah. Kala itu, mereka berhasil mengantongi empat kemenangan dan sekali imbang dalam tujuh pertandingan pamungkas.
Posisi Celta pun terkerek ke peringkat 17, meninggalkan Real Zaragoza, Deportivo La Coruna, dan Real Mallorca di jurang degradasi. Sepasang kisah heroik ini bisa menjadi inspirasi bagi Levante untuk berjuang hingga detik-detik penghabisan La Liga 2015-16.
Sisa tujuh pertandingan melawan Betis (tandang), Espanyol (kandang), Granada (tandang), Bilbao (kandang), Malaga (tandang), Atletico (kandang), dan Vallecano (tandang) mesti benar-benar dipersiapkan dengan serius oleh pelatih Levante, Rubi Ferrer.
"Kami masih bisa menghindari degradasi. Terdapat lebih dari cukup pertandingan buat mengejar defisit poin dari tim-tim di atas kami," ujar Rubi seperti dilansir situs klub.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Marca dan berbagai sumber |
Komentar