Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) mengimbau FIFA tetap memberikan bantuan bagi asosiasi anggotanya yang sedang dijatuhi sanksi skors akibat intervensi pemerintah setempat.
Gugus tugas AFC bertemu di Kuala Lumpur, Rabu (6/4/2016), untuk mendiskusikan masalah seperti campur tangan dalam tugas yang dijalankan asosiasi sepak bola suatu negara, sebagaimana di Indonesia dan Kuwait.
Kedua negara tersebut terkena sanksi skors dari FIFA sejak 2015.
"Asosiasi sepak bola yang menjadi anggota kami mendapat hukuman karena sesuatu di luar kendali mereka," kata Mariano V Arfanet Jr, dari Filipina, yang memimpin pertemuan itu, sebagaimana dikutip dari ANTARA, Rabu malam.
"Sanksi ini berdampak luar biasa bagi asosiasi, yang bukan hanya tidak bisa ikut pertandingan internasional tapi juga kehilangan bantuan dana dari FIFA untuk level grassroots mereka.
"Dampak selanjutnya adalah asosiasi sepak bola negara yang terkena sanksi itu kehilangan sponsor serta dana dari AFC dan FIFA. Lebih lanjut berakibat kerugian bagi para stafnya dan batalnya sejumlah proyek," katanya.
AFC meminta FIFA melakukan klarifikasi uraian sanksi untuk kasus intervensi pemerinah, yang menurut mereka bisa menghambat pertumbuhan sepak bola Asia.
Indonesia dibekukan pada Mei 2015 oleh FIFA sehingga kehilangan hak untuk tampil pada kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia.
Sementara itu Kuwait yang terkena sanksi pada Oktober tahun lalu meski kehilangan peluang ke Piala Dunia 2018, namun mereka masuk dalam putaran ketiga kualifikasi Piala Asia 2019 yang akan diundi pada 12 April ini.
"Kami perlu mendukung asosiasi-asosiasi ini untuk memastikan bahwa sepak bola mereka tidak menjadi ketinggalan jauh. Kami juga perlu melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah intervensi pihak ketiga dalam asosiasi sepak bola anggota kami," kata Araneta.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Antara |
Komentar