Sejauh ini tidak ada bukti bahwa Damiani dan biro hukumnya melakukan tindakan ilegal dalam relasinya dengan Figueredo dan Jinkis.
Masalahnya, Damiani tidak segera melaporkan hubungan kerja dengan ketiga orang tersebut kepada FIFA.
Damiani baru melapor ke Komite Etik FIFA pada 18 Maret 2016, atau satu hari setelah Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) mengonfirmasi isi dokumentasi tersebut kepada dirinya.
"Komite Etik FIFA sudah membentuk badan penyidikan pada 19 Maret setelah mendengar dugaan hubungan bisnis Juan Pedro Damiani dan Eugenio Figueredo Aguerre," kata juru bicara Komite.
Hans-Joachim Eckert, Kepala Komite Etik FIFA mengatakan, dalam keterangannya, Damiani mengaku bekerja sama dengan Figueredo sejak 2007.
Namun, seperti dilansir dari Guardian, data dari Panama Papers menunjukkan hubungan Damiani-Figueredo berlangsung dari 2002 atau lebih lama dari yang diklaim Damiani.
Bahkan, Damiani sendiri yang mendirikanperusahaan di mana Figueredo menjadi dapat memberi pinjaman untuk klub-klub sepak bola Uruguay, negara asal Damiani dan Figueredo.
Pengungkapan fakta dari Panama Papers tersebut mendorong adanya investigasi internal terhadap Damiani.
Selain itu, mencuatnya dugaan keterlibatan Damiani tersebut ditengarai tidak membantu perbaikan citra FIFA yang sebelumnya sudah tercemar kasus suap yang melibatkan sejumlah anggotanya.
Damiani bukan satu-satunya figur dari dunia sepak bola yang disebut-sebut dalam Panama Papers.
Dalam dokumen Panama Papers yang mencapai 11 juta file berkapasitas 2,6 terabyte tersebut tercantum beberapa nama petinggi FIFA dan UEFA, seperti Michel Platini (Presiden non-aktif UEFA), Jerome Valcke (mantan Sekretaris Jenderal FIFA).
Bintang FC Barcelona, Lionel Messi, mantan pemain Manchester United, Gabriel Heinze, dan mantan bintang tim nasional Cile, Ivan Zamorano juga disebut-sebut dalam Panama Papers.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Dari Berbagai Sumber |
Komentar