Pada 3 April 1999, striker Liverpool, Robbie Fowler, membuat kontroversi gara-gara selebrasi golnya ke gawang rival sekota, Everton, dalam laga kemenangan 3-2 klub berjulukan The Reds di Stadion Anfield.
Fowler, yang merupakan fans Everton ketika masih kecil, mencetak gol penyama kedudukan 1-1 lewat titik putih. Striker yang kala itu belum genap berusia 24 tahun lalu merayakan golnya dengan berlari ke tepi garis gawang untuk merayakan golnya.
Tepat pada garis gawang berwarna putih, Fowler menjatuhkan kedua lututnya sembari membungkuk, mengarahkan hidungnya ke garis tersebut seolah-olah tengah menghirup obat terlarang berjenis kokain.
Gestur Fowler tersebut merupakan bentuk sindiran dirinya kepada suporter Everton yang berulang kali menuduh dirinya sebagai pemakai obat-obatan terlarang, rumor yang menyerang Fowler sejak setahun sebelumnya.
Selebrasi pemain kelahiran Kota Liverpool itu sukses memprovokasi fans tim tamu. Pihak keamanan di stadion dengan cepat mengamankan situasi sehingga tidak terjadi insiden serius yang tidak diinginkan.
Kendati demikian, kubu Everton berang dengan selebrasi Fowler dan melaporkan hal tersebut. Tak hanya FA selaku federasi sepak bola Inggris, kepolisian Merseyside juga menyelidiki kasus tersebut.
Pada akhirnya, Liverpool menjatuhkan sanksi berupa denda sebesar 60.000 pound kepada Fowler. Sementara itu, FA memberi hukuman berupa suspensi empat laga.
Fowler, yang pada waktu berdekatan memprovokasi bek Chelsea, Graeme Le Saux, secara keseluruhan mendapat hukuman larangan bermain menjadi enam partai dan denda sebesar 32.000 pound dari FA atas dua pelanggaran dirinya.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | - |
Komentar