Satu musim, dua el clasico liga, dua pelatih baru yang berbeda pula. Sungguh La Liga 2015-2016 menjadi musim yang kurang menyenangkan buat Real Madrid.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Seperti seolah tidak pernah terjadi, Rafael Benitez ialah pelatih Real Madrid pada awal musim ini.
Memang dia cuma bertahan sekitar enam bulan saja hingga akhirnya dipecat dan digantikan oleh Zinedine "Zizou" Zidane.
Rafa melewati satu el clasico, yakni pada akhir November tahun lalu di Santiago Bernabeu. Hasilnya amat memilukan buat Madridistas, kalah 0-4 di kandang.
10 - Perbedaan poin yang memisahkan Barcelona dengan Real Madrid di klasemen sementara La Liga musim ini.
El clasico jilid II, yang mentas di Camp Nou pada Sabtu (2/4/2016), bakal menampilkan Zizou di balik kemudi Real Madrid. Pelatih berusia 43 tahun itu menghadapi tantangan sangat dahsyat.
Dengan modal usia kepelatihan di level teratas manajerial baru tiga bulan, Zidane dihadapkan pada fakta pelik.
Dia akan dibenturkan dengan ekspektasi mengalahkan sang pemimpin liga, yang memiliki keunggulan 10 angka dari Madrid dan sudah menjalani 39 laga tanpa kalah secara beruntun!
Seolah tidak punya waktu untuk beristirahat, apa pun hasil yang didapat Madrid dan Zizou di el clasico, mereka sudah harus segera menukar fokus untuk menjalani duel sengit leg I perempat final Liga Champions melawan Wolfsburg di Jerman, empat hari berselang.
Titel La Liga memang diakui Zidane sudah bukan lagi menjadi prioritas Madrid.
Tapi, Zizou sendiri pasti paham betapa hasil akhir el clasico bakal punya pengaruh besar terhadap moralitas dan mentalitas anak asuhnya dalam upaya meraih undecima alias titel ke-11 di ajang Liga Champions.
Kabar buruk buat Zidane, sejarah sama sekali tidak mendukung statusnya sebagai pelatih debutan el clasico.
Real Madrid cenderung punya tren tidak baik ketika menjalani el clasico dengan pelatih baru di bangku cadangan.
Ibarat sebuah kutukan, sudah 9 tahun berlalu sejak kali terakhir ada pelatih baru El Real yang bisa memenangi duel kontra Blaugrana di debut el clasico.
Sosok itu adalah Bernd Schuster, arsitek skuat Madrid pada periode 2007-2008.
Enam bulan usai resmi menjadi pelatih Real Madrid, Desember 2007, Schuster menjalani debut el clasico melawan Barcelona di Camp Nou.
Orang Jerman itu bisa membuat suporter tim tuan rumah terdiam berkat kemenangan tipis 1-0 lewat gol tunggal striker Brasil, Julio Baptista.
Kemenangan itu sangat penting karena mampu menambah lebar jarak Madrid di posisi teratas klasemen menjadi 7 angka dengan Barca, di peringkat kedua.
Pada akhir musim, Madrid sukses menjadi kampiun liga. Setelahnya justru jadi bencana.
Sudah 5 pelatih baru secara bergantian mencicipi el clasico perdananya. Semuanya berujung kekalahan: Juande Ramos, Manuel Pellegrini, Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, hingga terakhir Rafael Benitez.
Sekarang, Zidane dihadapkan pada tugas berat memutus tren negatif bak kutukan yang sudah berjalan 9 tahun itu.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.660 |
Komentar