JEPARA, JUARA.net – Tidak ada kepastian mengenai status pemain yang dikenai sanksi karena kasus sepak bola gajah membuat bek Anam Syahrul kebingungan. Dirinya belum tahu apakah bisa memperkuat salah satu klub yang berlaga di Indonesian Soccer Championship (ISC) B.
Anam termasuk pemain yang mendapat sanksi atas kasus sepak bola gajah saat PSS Sleman bertemu PSIS Semarang di kompetisi Divisi Utama 2014.
Pemain belakang yang saat itu membela PSIS ini dikenai sanksi lima tahun tidak boleh beraktivitas sepakbola di lingkup PSSI.
Karena belum mendapat kepastian, Anam belum menerima tawaran memperkuat PSIS atau Persiap Jepara di ISC B.
Padahal, dua klub tersebut sudah menawarinya untuk bergabung.
Manajer PSIS Wahyu Winarto mengungkapkan tim akan diperkuat para pemain yang dikenai sanksi.
“Saya belum bisa menerima tawaran dari klub-klub yang akan tampil di ISC. Bagaimana tidak, saya belum mendapat kepastian apakah pemain yang dihukum bisa bermain atau tidak,” ujar Anam.
Ia menambahkan bahwa informasi yang tersedia bersliweran.
“Ada yang menyampaikan tidak bisa tampil tapi ada yang bilang bisa. Ini yang membuat saya bingung. Jadi, lebih baik saya menunggu dan tidak langsung menerima tawaran dari klub,” lanjutnya.
Dia berharap pemain yang disanksi dapat bermain di ISC. Bila tidak, ini berarti dia kembali menganggur dan hanya bisa mengandalkan tarikan kampung (tarkam).
“Bisa repot kalau tidak diizinkan bermain. Saya akan kembali menganggur lagi. Karena itu, saya berharap bisa bermain dan memperkuat salah satu klub di ISC,” ungkap Anam.
Diberlakukannya sanksi ini memang cukup aneh. Ada pemain yang masih bisa tampil di pertandingan sepakbola yang tidak berada di lingkup PSSI.
Karena itu, Anam ikut memperkuat Persis saat berlaga di Piala Polda Jateng. Begitu pula para pemain PSIS yang dikenai sanksi.
Namun ,ada pemain yang tidak bisa tampil meski turun di pertandingan sepak bola yang tidak berada di lingkup PSSI.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | juara |
Komentar