BRUSSEL, JUARA.net – Bom Brussel adalah teror yang mematikan jelang akhir Maret 2016 yang cukup menggemparkan di dunia. Ternyata, eks pesepak bola yang sempat main di Liga Jerman juga diadili di Belgia terkait teror bom.
Pada Selasa (22/3/2016), dunia gempar setelah bom dengan daya ledak tinggi mengguncang Zaventem Airport dan Maelbeek Metro Station di Ibu Kota Belgia, Brussel. Teror itu menewaskan 31 orang dan banyak yang terluka parah.
Selang sepekan teror itu, kabar sedikit mengejutkan hadir dari pengadilan Belgia terkait kasus serupa. Seorang pria asal Tunisia yang bernama Nizar Trabelsi juga telah merencanakan serangan bunuh diri di pangkalan militer negara itu di Kleine-Brogel, Peer.
Trabelsi adalah bagian dari jaringan teroris besar di negara itu. Pertama dia disatukan oleh Al-Qaeda, kemudian gabung ISIS. Ternyata, Trabelsi ini adalah imigran Eropa yang datang sebagai atlet tepatnya pesepak bola.
Pria ini lahir pada 1970. Trabelsi berbakat saat masih belia lalu direkrut oleh akademi muda tim nasional (timnas) negerinya, Tunisia. Seorang pemandu bakat klub elit Liga Belgia, Standard Liege, memberikan laporan sangat positif dan klub menandatangkannya.
Baca juga:
Trabelsi muda hampir satu tahun berkarier di sepak bola Belgia. Dari sana, dia pindah ke klub Bundesliga untuk gabung Fortuna Dusseldorf medio 1989-1990. Saat itulah, hidupnya mengalami goncangan besar ’akibat’ kontrak besar yang diterimanya.
Trabelsi yang bergelimang uang, ternyata performa di lapangan tak terlalu maksimal. Dia pun terpuruk dan memilih pelarian ke alkohol, kokain, serta seks. Hal itu justru membuatnya jadi sasaran empuk bagi perekrut dari jaringan teroris Al Qaeda.
Trabelsi pun bertemu dengan Osama bin Laden, pemimpin Al Qaeda, dalam sebuah jamuan minum teh pada pertengahan 1990-an. Pandangan Al Qaeda dari pemimpinnya langsung dan rencana untuk ekspansi Islam radikal memiliki pengaruh yang besar pada Trabelsi.
Dia pun tahun ini tepatnya pada Maret 2016 menjalankan ’misi’ teror dan membawanya kembali ke Belgia. Kemudian, dia tertangkap dan didakwa mengendarai truk dengan isi bom dengan berat 950 kilogram.
Bahan peledak itu akan ditabrakannya ke dalam pangkalan militer di Kleine-Brogel. Serangan itu direncanakan pada waktu sarapan ketika kantin akan penuh dengan tentara. Untungnya, serangan itu tidak pernah terjadi.
[video]http://video.kompas.com/e/4817876614001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Marca |
Komentar