Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Profesional Rela Tarkam karena Murni Alasan Ekonomi

By Jalu Wisnu Wirajati - Senin, 28 Maret 2016 | 09:49 WIB
Bineka FC sempat diperkuat sejumlah pemain profesional saat melakukan laga tarkam pada 2015 lalu.
DOK. BINEKA FC
Bineka FC sempat diperkuat sejumlah pemain profesional saat melakukan laga tarkam pada 2015 lalu.

Pembekuan PSSI oleh pemerintah membuat nasib pemain sepak bola makin terkatung-katung dan tak jelas arah hidupnya. Sesekali, para pemain dapat memperpanjang napas saat pemerintah menggulirkan turnamen. Saat senggang, para pemain sepakbola terpaksa merumput di turnamen antarkampung alias tarkam.

Semua ini dilakukan agar para pemain sepak bola profesional tetap mendapatkan penghasilan guna memenuhi hajat hidupnya, sekalipun risiko yang diterima cukup berat.

Namun, mau tidak mau, mereka memilih menjadi pemain tarkam ketimbang menganggur. Hitung-hitung, menjaga kondisi fisik agar tetap prima.

Menyikapi hal ini, pemilik klub amatir Bineka FC, Erik Felani Wijaya, dapat memaklumi keputusan para pemain. Bagaimanapun, para pemain memiliki kewajiban untuk menghidupi keluarganya.

Erik pun akhirnya berinisiatif untuk menggunakan jasa para pemain kawakan untuk memperkuat timnya dalam mengikuti ajang kejuaraan.

“Sebagai penikmat sepak bola lokal, saya merasa terpukul melihat pemain banyak yang menganggur. Bahkan, ada juga yang harus berjualan hingga menjadi penjaga mainan odong-odong," ujar Erik.

Tanpa bermaksud merendahkan profesi lain, tetapi mereka layak mendapatkan peran yang lebih dari itu,” tuturnya lagi.

Keputusan Erik menggunakan jasa pemain nasional pun dilakukan sebagai bentuk simpati atas kondisi sepak bola dalam negeri. Dia rela mengeluarkan kocek lebih besar sebagai bentuk penghormatan kepada para pemain profesional dan ternama.

“Keputusan mereka mau bergabung dengan klub saya murni alasan ekonomi. Kondisi yang sangat disesalkan pada saat animo publik terhadap sepak bola nasional begitu tinggi," ucap dia.

"Saya tidak mampu mencari solusi selain turut bersimpati dengan cara menggunakan jasa mereka. Alhamdulillah mereka bersedia dan happy,” ucap pria kelahiran Bogor, 29 tahun silam.


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : juara


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X