Jika dalam satu dekade terakhir para pemain Spanyol mampu memancarkan kemilaunya di panggung Premier League, tak begitu dengan kebalikannya. Sinar legiun Britania Raya cenderung agak meredup alias tampil tak sesuai ekspektasi saat merumput di arena La Liga.
Penulis : Sapto Haryo Rajasa
Gary Lineker boleh jadi specimen terakhir Britania Raya yang masuk dalam kategori sukses. Berkat 42 golnya bagi FC Barcelona di pengujung 1980-an, nama bomber Three Lions ini bahkan terpatri sebagai pesepak bola tersubur abadi Britania Raya di pentas La Liga.
Sejumlah pemain datang setelah Lineker pensiun di musim panas 1989. Dimulai Sammy Lee, Steve McManaman, Stan Collymore, hingga Michael Owen.
Ada pula yang mendarat sebelum Lineker gantung sepatu, seperti Mark Hughes, Laurie Cunningham, Steve Archibald, hingga John Aldridge.
Mereka semua tak ada yang mampu mencatat jumlah gol sebanyak Lineker.
Sampai pada akhirnya Gareth Bale muncul dan menjungkalkan Lineker dari kursi top scorer.
Bermodal satu gol saat Real Madrid mengalahkan Sevilla 4-0, akhir pekan lalu, Bale resmi menyandang status pesepak bola tersubur Britania Raya di La Liga.
Tambahan satu gol menjadikan total koleksi Bale mencapai 43 gol dari 76 penampilan di La Liga sejak bergabung dengan Los Merengues pada awal musim 2013-14.
Berbeda dengan Lineker, laju Bale tergolong konsisten dalam mengukir rekor. Eks winger Southampton dan Tottenham ini mencetak 15 dan 13 gol di dua musim pertama dan hingga pekan ke-29 musim ini sudah mengemas 15 gol.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.659 |
Komentar