Kekalahan dari pesaing terberat di Wilayah Barat, San Antonio Spurs, pada Minggu (20/3) dengan skor kecil, 79-87, membuktikan Golden State Warriors berisi pemain yang juga memiliki kelemahan. Warriors bahkan membawa keletihan ke Minnesota sehari kemudian.
Laga kontra Timberwolves adalah laga ketiga Warriors dalam empat hari (dan laga ke-10 dalam 16 hari).
Stephen Curry kembali tak tajam, dengan hanya mencetak 2 tripoin dari 9 percobaan dan 6 tembakan dua angka dari 17 tembakan.
Klay Thompson menjejalkan kelima tembakan tiga angkanya, tapi tak memasukkan satu pun dari 12 tembakan dua poin.
Akan tetapi, GSW masih mempunyai senjata bernama jam terbang.
Saat skor imbang 101-101 ketika gim tersisa dua menit lagi, pengalaman itu yang berbicara.
Pemimpin lain dalam tim, Draymond Green, cemerlang dalam saat menentukan itu.
Green memuncaki torehan total 24 poin, 9 bola pantul, 6 assist, 3 blok, dan 3 curian dengan sebuah aksi nombok dan sebuah lay-up sebelum ditutup lemparan bebas Splash Brother, Steph Curry dan Klay Thompson.
Warriors menang 109-104 atas T-Wolves.
“Kemenangan ini didapat melalui perjuangan berat. Hal ini tak pernah terjadi sebelumnya, dan takkan kami lalui lagi,” ucap Green dikutip AP. “Hasil ini menunjukkan kami bisa menang lewat cara yang buruk, sama seperti kemenangan dengan marjin lebar,” ucap Thompson.
Dengan catatan 63-7 sampai laga di Minnesota, GSW masih berpeluang mencetak 73 kemenangan bahkan sebelum musim berakhir.
Dari sederet rekor yang telah dibuat, Warriors juga dapat menambah lagi dengan sejarah tim pertama yang tak pernah kalah dua kali beruntun.
Pada hari yang sama, Spurs kalah dari tuan rumah Charlotte Hornets walau sempat unggul 23 poin pada paruh pertama.
Musim seru ini mendapat sebuah bukti lagi bahwa tak ada jaminan kemenangan datang mudah betapapun mantapnya tim jagoan pada awal pertandingan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | AP. Tabloid Bola |
Komentar