Semenjak pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi pada tahun lalu, gema sepak bola Indonesia hanya bisa disaksikan lewat ajang sekelas turnamen yang secara bergantian digelar oleh beberapa promotor swasta, termasuk dua perangkat negara, TNI dan Polri.
Kondisi ini memang memprihatikan. Apalagi, otoritas sepak bola dunia, FIFA, menjatuhkan sanksi kepada PSSI.
Melihat situasi seperti ini, Joko Driyono selaku Direktur PT Liga Indonesia (PT LI) mengaku sangat prihatin. Hal ini dikatakan dia kepada JUARA yang menemuinya secara khusus di Hotel Natya, Kuta, Sabtu (19/3/2016).
Joko berharap situasi normal sepak bola Indonesia kembali bisa dinikmati masyarakat melalui kompetisi-kompetisi di berbagai jenjang seperti sebelumnya.
"Perubahan itu memang harus terjadi untuk memperbaiki kualitas. Namun, terhentinya kompetisi apalagi sampai memberhentikan roda organisasi PSSI membuat kita semua kesulitan membangun sebuah timnas kuat untuk negeri ini," ujar Joko Driyono.
Rentetan turnamen yang digelar sekarang ini, seperti Piala Kemerdekaan, Piala Jenderal Sudirman, Piala Gubernur Kaltim, Bali Island Cup, hingga Piala Bhayangkara, dinilai Joko Driyono sangat tidak ideal untuk membentuk sebuah timnas tangguh.
"Turnamen tidak ideal untuk melahirkan timnas. Namun, turnamen seperti ini adalah terobosan yang paling mungkin dan terbaik dalam situasi saat ini," ucap dia.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | - |
Komentar