Juara dunia empat kali Formula 1 Sebastian Vettel, meminta penyelenggara lomba mengevaluasi sistem kualifikasi baru yang diterapkan pada musim balap 2016 karena dinilai tidak efektif.
Pada sistem baru ini, tiap pebalap yang mencatat waktu terburuk akan dieliminasi setiap 1,5 menit. Jika tereliminasi pada kualifikasi pertama, pebalap yang bersangkutan tidak boleh lagi ikut di kualifikasi kedua.
Hal sama berlaku untuk pebalap yang gagal bersaing di kualifikasi kedua.
Menurut Vettel, sistem kualifikasi demikian menimbulkan banyak kebingungan, khususnya soal penentuan kapan seorang pebalap dinyatakan tersingkir.
"Hal ini sudah diperkirakan sebelumnya. Kami semua diminta untuk menunggu dan melihat hasilnya, ternyata tidak bagus. Sistem kualifikasi ini tidak efektif," ujar Vettel.
"Pada awalnya, semua pebalap memang mencoba menjadi yang tercepat. Namun, menjelang akhir, sudah tidak ada lagi mobil yang bisa ditonton," kata Vettel.
Oleh karena itu, pebalap tim Ferrari ini mengatakan bahwa pihak penyelenggara perlu mengevaluasi sistem kualifikasi yang berlaku.
"Kami tidak perlu kritikan sekarang, tapi sistem seperti ini jelas salah. Kami tidak bisa asal mencoba peraturan baru. Aturan yang ada harus masuk akal, bukan yang menimbulkan protes," kata Vettel.
Format baru ini awalnya telah disepakati secara mutlak oleh Komisi F1 saat pertemuan di Jenewa, Swiss, 23 Februari 2016.
Namun, CEO F1, Bernie Ecclestone, memutuskan menunda sistem eliminasi ini karena belum tersedianya peralatan yang dibutuhkan.
Para pebalap F1 pun sempat menyuarakan ketidaksukaan pada sistem kualifikasi tersebut melalui pertemuan dengan Direktur Balapan F1, Charlie Whiting pada 2 Maret.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | crash.net |
Komentar