Duel Roma kontra Inter, Sabtu (19/3/2016) di Stadion Olimpico, adalah adu taktik antara pelatih di kedua kubu, Luciano Spalletti dan Roberto Mancini.
Bagi dua orang ini, pertemuan Sabtu ini adalah reuni. Mengingatkan orang pada pertarungan dua arsitek tim yang merupakan inti dari kompetisi di Italia antara 2005 hingga 2008.
Ya, pasca-calciopoli, bisa dibilang Serie A dikuasai oleh Roma besutan Spalletti dan Inter yang ditangani Mancini.
Hanya dua tim itu yang bersaing di jalur juara.
Bukan hanya Serie A, tapi juga Coppa Italia dan Piala Super Italia.
Dalam tiga musim pada selang 2005-2008, terdapat 13 duel antara Roma dan Inter di tiga ajang domestik Italia itu.
Secara keseluruhan, Mancini unggul jauh dalam rekor pertemuan. Dalam 20 duel kontra Spalletti, dia menang sembilan kali dan lima kali bermain seri.
Tapi, rekor itu juga melibatkan catatan kedua pelatih sebelum menangani Roma dan Inter.
Jika dipersempit ke periode 2005-2008, rekor lebih seimbang.
Dari 13 duel, kedua pelatih sama-sama lima kali menang. Tiga partai lain berakhir imbang.
Yang menarik, mereka membagi gelar juara. Spalletti dan Roma lebih sukses di ajang piala. Mereka menjuarai Coppa Italia 2006-07 dan 2007-08 serta Piala Super Italia 2007.
Semua dengan mengalahkan Inter pada pertandingan final.
Sementara itu, Mancini menyapu bersih gelar juara Serie A antara 2005-06 hingga 2007-08.
Semuanya dengan mengungguli Roma, yang selalu menjadi runner-up.
Apakah tren masa lalu itu akan dilanjutkan Sabtu ini?
Yang jelas, Mancini harus membuat Inter melakukan sesuatu yang luar biasa kalau mau meneruskan keunggulan atas Roma di Serie A mengingat saat ini justru performa Roma lebih bagus daripada Inter.
Mancini mengakui perubahan yang dibawa Spalletti ke Roma.
"Spalletti pantas mendapatkan kredit. Dia sudah mengetahui lingkungan di Roma. Roma sudah bagus dan Spalletti menambahkan beberapa hal," katanya di Football Italia.
[video]http://video.kompas.com/e/4798720270001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Football Italia, Gazzetta |
Komentar