Subangkit sedang berjudi. Dia bersedia menerima tawaran Mitra Kukar mengisi kursi pelatih setelah Jafri Sastra mengundurkan diri pada Kamis (10/3/2016) karena merasa gagal di Piala Gubernur Kaltim.
Proses negosiasi antara Subangkit dan manajemen Si Naga Mekes berlangsung cepat. Tepatnya, sehari setelah Jafri Sastra mundur, petinggi Mitra Kukar menghubungi mantan pelatih Sriwijaya FC ini untuk menyiapkan tim berlaga di Piala Bhayangkara, mulai 17 Maret mendatang di Bandung.
"Dua hari lalu, saya dihubungi pihak Mitra Kukar. Mereka meminta saya melatih tim untuk Piala Bhayangkara. Setelah melalui pembicaraan serius, akhirnya saya menerima," ucap Subangkit yang telah tiba di Tenggarong, Minggu (13/3/2016) siang.
Tawaran ini, menurut Subangkit, sebuah tantangan berat. Sebab, hanya tersisa waktu tiga hari dan dia harus menggembleng para pemain, terutama membenahi psikologis pemain yang gagal di Piala Gubernur Kaltim lalu.
"Ibarat seorang dokter, saya ke Mitra Kukar mencari penyakit dan cara mengobatinya," tutur Subangkit.
"Tidak gampang membangkitkan mental pemain yang baru saja menjadi juara Piala Jenderal Sudirman, tapi malah gagal di kandang sendiri pada Piala Gubernur Kaltim. Ini saya anggap tantangan seorang pelatih," katanya.
Usai kegagalan itu, dua pilar utama tim hengkang. Rizky Pellu ke PSM Makasar dan Rudolof Yanto Basna ke Persib Bandung.
"Tak ada yang tak bisa. Saya tak paham siapa saja pemain Mitra Kukar. Namun, itu tak masalah, karena saya yakin tim ini bisa bangkit dan prestasi lagi," ucap mantan pemain Persebaya Surabaya ini.
"Saya akan optimalkan materi yang ada menjadi kekuatan baru di Piala Bhayangkara nanti. Wajar sebuah tim mengalami pasang surut. Hal paling penting, semua masih ada kemauan untuk maju lagi," ujarnya.
Subangkit juga tak merasa khawatir jika kemudian bernasib sama seperti Jafri Sastra yang harus menyingkir karena gagal. Menurut dia, itu sebuah risiko dari seorang pelatih.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | juara.net |
Komentar