Penyerang Everton, Romelu Lukaku (22) menegaskan dua golnya pada perempat final Piala FA bukan untuk membuktikan kesalahan Chelsea menjualnya ke The Toffees. Brace Lukaku di Stadion Goodison Park, Sabtu (12/3/2016), tersebut membuat Chelsea harus tersingkir.
"Saya tidak merasa perlu membuktikan apa-apa ke Chelsea. Saya pindah ke sana saat berusia 18, dan belajar menjadi pesepakbola profesional. Saya selalu bersyukur untuk pengalaman itu," kata Lukaku, seperti dilansir situs Evening Standard.
Lukaku dibeli Chelsea dari klub Belgia, Anderlecht pada 2011. Ia sempat dipinjamkan ke West Bromwich Albion pada musim 2012-2013.
Ia sempat kembali ke Chelsea, sebelum dipinjamkan ke Everton musim 2013-2014, yang kemudian memermanenkan status pemain Belgia ini setahun setelahnya.
Ketimbang membuktikan ke Chelsea bahwa mereka salah telah menjualnya, Lukaku memilih fokus merayakan kemenangan Everton, dan kesuksesan klub tersebut ke semifinal Piala FA.
"Saya senang tim kami menang, dan tampil bagus setelah kalah dari West Ham," kata Lukaku.
Dalam pertandingan melawan Chelsea, Lukaku mencetak gol pada menit ke-77 dan ke-82. Dua gol tersebut memperpanjang catatan gol Lukaku selama membela skuat asuhan Roberto Martinez itu di Piala FA.
5 - @RomeluLukaku9 has scored in each of his five #FACup appearances for @Everton Retribution.
— OptaJoe (@OptaJoe) March 12, 2016
Menurut Lukaku, di antara kedua golnya tersebut, gol pertama yang paling berkesan.
"Saat itu saya tidak tahu saya harus berlari ke mana, lalu saya masuk ke kotak penalti Chelsea. Gary Cahill terlihat bingung, jadi saya langsung menendang bola dengan kaki kiri saya," ucapnya.
1 - Romelu Lukaku has scored his first goal against Chelsea since leaving the club (five games in all comps). Magic.
— OptaJoe (@OptaJoe) March 12, 2016
Berdasarkan catatan Opta, gol pertama Lukaku tersebut juga gol perdananya ke gawang Chelsea setelah tidak lagi berstatus pemain The Blues.
[video]http://video.kompas.com/e/4798720238001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Evening Standard |
Komentar