Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Motivasi hingga Kangen Rumah Jadi Alasan Inkonsistensi Klub Indonesia Peserta Turnamen

By Minggu, 13 Maret 2016 | 14:39 WIB
Striker Arema, Cristian Gonzales, saat tampil di turnamen Bali Island Cup 2016.
SUCI RAHAYU/BOLA/JUARA.NET
Striker Arema, Cristian Gonzales, saat tampil di turnamen Bali Island Cup 2016.

klub peserta turnamen kini mengalami masalah inkonsistensi dan kekurangan motivasi.

Penulis : Andrew Sihombing/Yos Rizal/Budi Kresnadi

Semen Padang akhirnya memulangkan striker Taffarel de Oliveira.

Gelandang Fernando Chagas bisa jadi bakal bernasib serupa. Duet pemain asing asal Brasil ini dianggap sebagai kambing hitam kegagalan Tim Kabau Sirah di Piala Gubernur Kaltim (PGK).

“Kita tidak mungkin mempertahankan pemain yang kurang memberikan kontribusi bagi tim,” kata CEO Semen Padang, Daconi.

Sikap keras ini tak lepas dari rasa pilu yang dirasakan penikmat sepak bola Sumatra Barat. Kegagalan di PGK merupakan tamparan keras bagi mereka.

Pasalnya, Irsyad Maulana cs. bukan cuma terhenti di fase grup, tetapi sampai dibuat bertekuk lutut oleh lawan sekelas tim PON Kaltim.

Hasil buruk ini jelas ironis mengingat tim besutan Nil Maizar datang ke PGK dengan status sebagai runnerup Piala Jenderal Sudirman.

Motivasi

Sebenarnya, bukan cuma SP yang mengalami inkonsistensi sehingga mengalami penurunan drastis.

Mayoritas finalis di dua turnamen terakhir, yakni Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman, langsung jeblok saat tampil di turnamen berikutnya.

Lihat saja Persib dan Sriwijaya FC. Tim juara serta runner-up Piala Presiden ini kandas di fase grup Piala Jenderal Sudirman (PJS).

Bila ditarik sedikit lebih ke belakang, PSMS pun setali tiga uang.

Selepas menjuarai Piala Kemerdekaan, tim ini mentok di perempat final PJS saat mengusung nama PS TNI.


Peluang terbesar merebut gelar pencetak gol terbanyak mengarah kepada striker asing Mitra Kukar, Patrick Dos Santos.(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA)

Mitra Kukar sebenarnya nyaris menjadi pengecualian.

Selepas tampil hingga semifinal Piala Presiden, Tim Naga Mekes justru keluar sebagai yang terbaik di PJS.

Namun, Mitra Kukar kemudian terhenti di fase grup PGK saat menjadi salah satu tuan rumah.

Kegagalan ini bahkan sampai membuat pelatih Jafri Sastra memilih tidak memperpanjang kontrak dan meninggalkan Mitra Kukar.

Sebagian kalangan menilai Mitra Kukar menderita sepeninggal striker Patrick dos Santos.

Namun, kalangan manajemen punya pandangan berbeda.

“Kalau penilaian saya pribadi, anak-anak punya motivasi luar biasa di PJS karena mereka belum pernah menjadi juara. Mereka solid, kompak, dan tampil pada puncak permainan. Tapi, biasalah, motivasi mereka menurun selepas juara,” kata Suwanto, Direktur Operasional Mitra Kukar.

Waktu

Lain Mitra, lain pula Semen Padang. Tim yang disebut terakhir ini terganggu oleh perombakan skuat.

SP melepas nama-nama seperti Hendra Adi Bayauw, Saipulos Maulana, dan Ricky Ohorella.

Begitu juga trio asing Yu Hun Koo, James Koko Lomel, serta Muhamadou Alhaji.

Nilmaizar kesulitan membentuk tim yang padu hanya dalam tempo sebulan menjelang PGK. Sialnya lagi, pemain asing yang direkrut untuk PGK ternyata mengecewakan.

Alasan kegagalan Persib di PJS lebih kompleks.


Persib Bandung berencana menggelar pemusatan latihan di Ciamis. (FIFI NOFITA/JUARA.net)

Ketiadaan pilar (seperti bek Vladimir Vujovic, gelandang M. Ridwan, dan striker Zulham Zamrun) hingga gangguan kondisi internal tim (Firman Utina yang mengaku tidak digaji selama bermain di PJS dan Makan Konate menyebut hanya bisa bermain di fase penyisihan PJS) turut berperan.

Legenda Maung Bandung, Robby Darwis, menambahkan alasan lain.

“Sulit bagi sebuah tim untuk selalu berada dalam puncak penampilan di setiap turnamen. Pasti ada grafik menurun,” kata mantan jagoan lini belakang timnas Merah-Putih itu.

“Motivasi pemain di PJS juga menurun. Apalagi hanya sekadar turnamen, bukan kompetisi jangka panjang. Sementara di Bali Island Cup, skuat Persib banyak berubah dan karenanya butuh waktu agar tim ini benar-benar solid,” ucap Robby.

Penurunan Bintang

Menariknya, penurunan performa tidak cuma terlihat di level klub. Bintang di Piala Presiden dan PJS juga mengalami “kesialan” sejenis.

Zulham misalnya, menjadi pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak di Piala Presiden, tapi harus absen panjang akibat cedera lutut di partai tarkam Habibie Cup.

Patrick dos Santos, penyerang Mitra Kukar yang menjadi pencetak gol terbanyak di PJS, hengkang karena ketidakjelasan kompetisi.


Striker Arema, Cristian Gonzales, saat tampil di turnamen Bali Island Cup 2016.(SUCI RAHAYU/BOLA/JUARA.NET)

Lihat pula Cristian Gonzales. Bomber Arema ini mencetak enam gol di PJS, tapi mandul di PGK.

Arema pun lagi-lagi terhenti di semifinal seperti halnya ketika bertarung di Piala Presiden dan PJS.

“Kami sudah melakukan evaluasi, tapi manajemen juga tidak memberi target apa pun. Turnamen- turnamen ini hanya kami jadikan latihan sebelum Indonesia Soccer Championship. Terlebih hasil di PGK, selain ada beberapa pemain yang baru bergabung di Samarinda, juga karena format semifinal yang aneh. Selain itu, anak-anak sudah kangen rumah karena terlalu lama bepergian,” kata Manajer Tim Singo Edan, Rudi Widodo.

[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4798809456001&preload=none[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : BOLA Sabtu No. 19


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X