PS TNI sudah siap meladeni kemampuan klub-klub asal Indonesia Super League (ISL) di Piala Bhayangkara nanti.
Saat ikut serta di turnamen Piala Jenderal Sudirman (PJS) lalu, awalnya PS TNI dipandang sebelah mata. Mereka dianggap menjadi kontestan paling lemah saat itu.
Namun, seusai menyapu bersih kemenangan di fase grup dengan mengalahkan konstestan Indonesia Super League (ISL), Manahati Lestusen dkk diperhitungkan.
Mengalahkan Persib Bandung, Persela Lamongan, dan Pusamania Borneo FC kian membuat pamor para prajurit ini semakin tinggi. Padahal, awalnya mereka hanyalah pemain muda yang tidak dikenal.
Bagaimana mereka melihat kemampuannya di antara pemain ISL?
Pelatih PS TNI, Edi Syahputra, mengaku belum bisa menyamakan timnya dengan pemain-pemain di ISL. Dia menganggap pemain di tim-tim besar itu lebih berpengalaman, sedangkan PS TNI masih muda dan butuh jam terbang.
"Kami belum bisa disamakan dengan pemain ISL. Pemain kami muda dan membutuhkan jam terbang lagi. Kami hanya punya semangat tak mau kalah dalam setiap pertandingan," kata Edi Syahputra, Jumat (11/3/2016).
"Setiap pemain di PS TNI hanya diajarkan bermain sepak bola fair play, fight dalam pertandingan, tidak cengeng, respek, dan menghargai hasil pertandingan," tuturnya.
Edi juga tak memungkiri bahwa kualitas awal pemainnya berada di Divisi Utama. Sebab, skuat PS TNI berasal dari klub PSMS Medan yang sukses menjuarai Piala Kemerdekaan tahun lalu.
Persiapan yang digelar 9 bulan di Makodam I/BB membuahkan hasil. PS TNI semakin solid dengan masuknya jebolan timnas Indonesia U-23.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | juara.net |
Komentar