Dari empat pasangan ganda putra yang dikirim ke All England 2016 di Birmingham, 8-13 Maret, tak satu pun yang berhasil menembus babak perempat final.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Berry Angriawan/Rian Agung Saputro langsung kalah pada babak pertama. Keduanya sama-sama ditundukkan pasangan China, Rabu (9/3/2016).
Dua pasangan lainnya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, menyusul kalah keesokan harinya pada babak kedua, Kamis (10/3/2016).
"Kalau dari segi teknik, permainan mereka masih benar polanya. Kekurangannya dari segi otot tangan. Kelihatan bahwa kekuatan tangan pemain kita kalah dibanding lawan," kata Herry Iman Pierngadi, pelatih nasional ganda putra.
Herry menjelaskan bahwa secara fisik maupun ketahanan napas, para pemain binaannya tidak kalah dari pasangan dari negara lain.
"Shuttlecock memang agak berat di sini, jadi butuh tenaga ekstra besar untuk mematikan lawan. Pada ganda putra level dunia, untuk mendapatkan poin memang harus mematikan lawan, salah satunya dengan smes keras. Nah, tenaga pemain kita yang kurang sehingga susah tembus. Ini kekurangan yang saya lihat, khususnya Ahsan/Hendra," ujar Herry.
Ahsan/Hendra di luar prediksi tersingkir karena kalah dari pasangan senior Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, 15-21, 21-15, 17-21.
"Kalau dari segi persiapan, saya lihat Koo/Tan lebih siap. Mereka punya waktu lebih banyak untuk berlatih sebelum All England," kata Herry.
Menurut Herry, Koo/Tan juga bermain lebih pitar dan tidak terjebak pada pola permainan Ahsan/Hendra.
"Kalau kita lihat, pasangan ganda putra yang lolos ke perempat final, kebanyakan tidak turun pada Kejuaraan Beregu Asia (kualifikasi Piala Thomas) di India," kata Herrry.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | badmintonindonesia.org |
Komentar