Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah bersiap menjalankan program-program yang sempat terhenti lantaran SK sanksi administratif dari Kemenpora.
PSSI yakin bahwa SK tersebut sudah tak berlaku lagi setelah Mahkamah Agung menolak kasasi yang diajukan Kemenpora.
Salah satu program besar yang menjadi prioritas adalah kembali menggulirkan Liga Super Indonesia (LSI) yang sebenarnya telah sengaja dilupakan.
Kenapa dilupakan? Sebab, PT Liga Indonesia sebagai operator yakin bahwa selama kisruh PSSI-Kemenpora masih terjadi, sulit menggulirkan kompetisi kasta tertinggi itu.
Maka, sebagai solusi untuk membuat ajang jangka panjang, PT LI membentuk anak perusahaan, PT Gelora Trisula Semesta (GTS) untuk mengoperatori Indonesia Soccer Compotition (ISC).
Direncanakan, jika sanksi PSSI atau pembekuan PSSI dicabut maka ada opsi ISC berubah menjadi LSI.
Meski begitu, perubahan dari ISC ke LSI ternyata tak mudah. Butuh penyesuaian diberbagai aspek, setidaknya ada tiga hal mendasar.
[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4791389579001&preload=none[/video]
Pertama, ISC tak mengenal sistem promosi dan degradasi. Bila menjadi LSI, maka akan ada proses itu.
"Apakah klub sudah siap? Selama ini klub cenderung lebih santai mempersiapkan diri mengikuti ISC karena tak ada beban degradasi," ujar Tigor Shalom Boboy, Sekretaris PT Liga.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar