Petir di siang bolong kembali menyambar dunia olah raga profesional. Salah satu petenis putri paling menarik perhatian dan berpenghasilan terbesar, Maria Sharapova, membuat pengakuan mengejutkan bahwa dirinya gagal lolos dalam tes doping usai kalah dari Serena Williams di perempat final Australia Terbuka pada Januari.
Penulis: Christian Gunawan
Dalam konferensi pers pada Senin (7/3) di Los Angeles, AS, petenis asal Rusia itu mengatakan bahwa substansi meldonium dalam darahnya itu diberikan dokter kelu arga selama sedekade terak hir dan dirinya tahu nama obat itu mildronate.
Ia menyebut pemberian zat itu karena dirinya mengalami kekurangan magnesium dan sejarah diabetes keluarganya.
Sharapova mengaku kerap jatuh sakit sebelum mengonsumsi mildronate.
Meldonium digunakan untuk perawatan ischaemia, sebuah kondisi kurangnya aliran darah ke bagian-bagian tubuh.
Zat ini meningkatkan aliran darah. Terkait olah raga, kapasitas pergerakan atlet meningkat berkat bahan itu.
Substansi yang diproduksi di Latvia itu sebenarnya sudah masuk daftar yang dilarang Food and Drug Administration (FDA) sehingga tak bisa diedarkan di AS.
Badan Anti-Doping Dunia (WADA), telah menemukan bukti penggunaan meldonium oleh para atlet dengan tujuan meningkatkan performa.
Langkah WADA memasukkan meldonium ini ke dalam daftar zat terlarang disahkan pada 16 Sep tember 2015 dan mulai berlaku per 1 Januari 2016.
“Saya bertanggung jawab penuh,” ucap Sharapova.
Petenis berusia 28 tahun itu tak mengayunkan raket sejak kekalahan di Melbourne itu karena cedera lengan bawah.
Peraih lima grand slam ini dilarang bermain untuk sementara waktu sambil menunggu keputusan terhadap kasus ini.
Pengacara Sharapova, John Haggerty, berharap kliennya tak dihukum lama karena banyak hal meringankan.
Namun, sanksi telah dirasakan Sharapova. Nike menangguhkan kontrak yang telah bergulir selama 11 tahun.
Pada 2010, Nike membarui ikatan untuk delapan tahun senilai 70 juta dolar AS (920 miliar rupiah), ditambah penjualan merek busana khusus.
Produsen jam Tag Heuer bahkan menyatakan takkan memperpan jang ikatan kontrak.
Maria, oh, Maria....
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.657 |
Komentar