Beberapa hari setelah peringatan 25 tahun kemenangan di perang saudara, Jenderal Franco berkata bahwa Spanyol memiliki kesempatan besar untuk meraih kemenangan baru atas komunisme.
Penulis: Riemantono Harsojo
Dua bulan kemudian, pada 21 Juni 1964, apa yang dikatakan Jenderal Franco menjadi kenyataan dengan cara sempurna. Spanyol menjuarai Piala Eropa 1964 setelah pada partai final mengalahkan negara komunis Uni Soviet dengan skor 2-1.
"Kemenangan ini kami persembahkan kepada Jenderal Franco yang sore ini datang untuk menghormati kami. Kehadirannya mendorong para pemain untuk melakukan suatu hal mustahil demi kemenangan bagi sang pemimpin dan Spanyol," kata kapten Spanyol, Ferran Olivella, di situs ABC.
Ya, kemenangan Spanyol juga merupakan kemenangan politik. Jauh sebelumnya, dalam perang saudara pada 17 Juli 1936 hingga 1 April 1939, Nasionalis Spanyol yang dipimpin Francisco Franco meraih kemenangan terhadap kaum kiri Republikan yang didukung oleh Rusia.
Skuat Muda
Karena sentimen politik, Jenderal Franco melarang tim nasional Spanyol bertanding melawan Uni Soviet di babak perempat final Piala Eropa 1960. La Furia Roja pun dinyatakan kalah tanpa bertanding.
Empat tahun kemudian, Spanyol asuhan pelatih Jose Villalonga yang tidak lagi diperkuat sang legenda Alfredo Di Stefano, Francisco Gento, dan Luis del Sol berhasil menguasai Eropa.
Setelah mengatasi Rumania, Irlandia Utara, dan Republik Irlandia, skuat muda Spanyol yang dipimpin pemain berpengalaman Luis Suarez berhasil mengalahkan Hungaria dan Uni Soviet dalam putaran final yang diadakan di negeri sendiri.
"Kami bermain baik sebagai sebuah tim. Kami kompak," kata Luis Suarez. "Tim Spanyol lain yang pernah saya perkuat jauh lebih baik dari tim 1964, tetapi kami tak pernah memenangi apa pun."
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.657 |
Komentar