Mantan pebalap Formula 1, Mark Webber, mengingatkan pentingnya keselamatan dalam membalap. Dia mendorong agar penggunaan pelindung kokpit atau halo segera diterapkan.
"Saya ikut membawa peti jenazah Justin Wilson. Saya tidak ingin hal itu terjadi lagi," kata mantan pebalap Reb Bull Racing tersebut, seperti dilansir Motorsport.
Wilson adalah mantan pebalap F1 dari tim Minardi yang meninggal akibat kecelakaan saat balapan IndyCar di Pocono Raceway, Amerika Serikat, 23 Agustus 2015.
Wilson tewas setelah kepalanya terhantam serpihan mobil pebalap lain, Sage Karam, yang mengalami kecelakaan. Wilson segera dibawa ke Rumah Sakit Lehigh Valley, lalu meninggal keesokan harinya.
Sebulan sebelumnya, pebalap F1 asal Prancis, Jules Bianchi, meninggal setelah koma selama berbulan-bulan akibat kecelakaan pada balapan di Sirkuit Suzuka, Jepang, 5 Oktober 2014.
Ketika itu, Bianchi menabrak mobil penderek yang tengah memindahkan mobil Adrian Sutil. Pebalap Jerman tersebut lebih dulu mengalami kecelakaan di tikungan yang sama.
Webber menilai halo bisa menjadi langkah awal sistem keamanan baru di F1.
"Kita telah melihat banyak kecelakaan tragis di dunia balap. Kita tidak bisa diam saja dan tidak belajar dari kejadian itu. Perlu suatu evolusi karena hal ini merupakan suatu situasi yang emosional," ucap pebalap Australia tersebut.
"Halo bisa menjadi upaya pertama untuk melindungi pebalap dari banyak skenario buruk yang kita lihat. Pada akhirnya, keselamatan menjadi hal yang paling utama," kata Webber menambahkan.
Pelindung kokpit sudah menjadi agenda dari FIA sejak 2009 kala Felipe Massa (Brasil) harus dibawa ke rumah sakit akibat terhantam pecahan mobil Rubens Barrichello (Brasil) pada kualifikasi kedua GP Hungaria.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | Motorsport.com |
Komentar