Laga terakbar di kompetisi Bundesliga Jerman akan tersaji pada Sabtu (5/3/2016) atau Minggu dini hari WIB. Borussia Dortmund menjamu Bayern Muenchen di Stadion Signal Iduna Park dalam duel bertajuk Der Klassiker episode ke-94.
Orang Jerman menyebutnya Der Klassiker, duel klasik. Bentrokan dua raksasa itu bisa disamakan dengan kehebohan partai Barcelona vs Real Madrid di Liga Spanyol, Manchester United vs Liverpool di Inggris, atau Juventus vs Inter Milan di Italia.
Partai Dortmund kontra Bayern nanti bukan cuma mencakup rivalitas sejarah mereka. Persaingan menjalar ke sektor pemain, pelatih, sampai pertaruhan posisi di klasemen.
Berikut empat alasan yang membuat Anda wajib menyaksikan laga Der Klassiker pada akhir pekan ini.
1. Sahih duel terbaik saat ini
THE COUNTDOWN CONTINUES Click here for all things on Matchday 25's #DerKlassiker https://t.co/NFDp2RcEEH #BVBFCB pic.twitter.com/XVmNvjUBd6
— Bundesliga (@Bundesliga_EN) March 4, 2016
Media Jerman menyambut meriah pertemuan Dortmund lawan Bayern. Situs dan akun Twitter resmi Bundesliga menerbitkan berbagai ulasan dan promosi menarik tentang Der Klassiker.
Mereka bahkan berani melabeli laga nanti sebagai salah satu pertandingan terbaik di Eropa sekarang. Alasannya sahih.
Partai ini mempertemukan dua tim teratas di klasemen Bundesliga. Bayern memimpin dengan 62 poin, unggul lima angka atas Dortmund. Kedua tim juga berstatus tim tertajam di liga dengan catatan 59 gol.
2. Duel mesin gol subur
Coming soon... #BVBFCB pic.twitter.com/6VJOh3NLhV
— FC Bayern München (@FCBayern) March 3, 2016
Jika faktor-faktor yang disebutkan pada poin pertama belum cukup menambah gereget duel ini, tambahkan potensi perang ketajaman antara dua mesin gol di masing-masing tim.
Pierre-Emerick Aubameyang (26) di kubu Dortmund akan beradu subur dengan tombak Bayern, Robert Lewandowski (27). Kedua penyerang itu menguasai posisi dua teratas dalam daftar raja gol sementara Bundesliga 2015-2016.
Lewandowski memimpin dengan 23 gol, cuma sebiji melebihi koleksi 22 gol Aubameyang. Namun, Auba lebih banyak berperan atas terciptanya gol tim.
Dengan tambahan 4 assist, pria asal Gabon itu menjadi scorer alias kolektor gol+assist terbanyak di liga (26 buah). Lewandowski adalah scorer terbanyak berikutnya dengan 24 kali (23 gol, 1 assist).
"Pierre sedikit mengejutkan saya musim ini. Kecepatannya luar biasa. Anda tak bisa mengejarnya dalam sprint 10-20 meter," ujar Lewandowski mengenai rivalnya tersebut.
3. Dortmund siap membalas dendam!
Erster gegen Zweiten - Morgen steigt #DerKlassiker https://t.co/hWojos0gek #BVBFCB pic.twitter.com/KdHjtOE6pb
— BUNDESLIGA (@bundesliga_de) March 4, 2016
Der Klassiker episode pertama musim ini berakhir dengan antiklimaks. Bayern menggilas Dortmund 5-1 dalam pertemuan di Allianz Arena (3/10/2015).
Ada alasan kuat mengapa duel kedua diprediksi bakal lebih ketat karena Dortmund siap membalas dendam. Mereka punya modal performa sebagai tim terbaik sejak pergantian tahun.
Tim berjulukan Die Borussen itu mencatat 7 kemenangan dan sekali imbang dari 8 partai liga pada 2016! Dortmund juga membukukan rekor sebagai tim runner-up terbaik dalam sejarah liga.
Dengan modal koleksi 57 poin sampai pekan ke-24, Die Borussen bisa menjadi pemimpin klasemen pada 45 dari 52 musim terakhir Bundesliga.
Di lain pihak, Bayern berkunjung dengan modal kekalahan kandang 1-2 dari Mainz pada laga terbaru. Andai sanggup menekuk Bayern, Dortmund bakal memangkas jarak di antara mereka menjadi hanya tinggal dua poin!
4. Bumbu sisi emosional dan keterikatan individu
#Guardiola vs #Tuchel: The #Bundesliga's salt and pepper #DerKlassiker #BVBFCBhttps://t.co/A0doJ9psVw pic.twitter.com/J7NFnIgvnQ
— Bundesliga (@Bundesliga_EN) March 3, 2016
Sisi emosional individu menjadi bumbu lain yang membuat laga ini menarik. Lewandowski kembali menghadapi Dortmund, klub yang dibelanya pada 2010-2014.
Begitu pun gelandang serang Bayern, Mario Goetze, yang berseragam Dortmund sejak level tim junior sampai 2013.
Sejak pindah ke Muenchen, Lewandowski sudah mencetak lima gol ke gawang sang mantan. Pria Polandia itu selalu menjebol gawang Dortmund dalam tiga pertemuan terakhir di liga.
Ikatan lain menghubungkan pelatih kedua kubu, Josep Guardiola (45) di kubu Bayern dan Thomas Tuchel (42) di balik kemudi Dortmund.
Kedua orang itu punya hubungan baik dan kerap berdiskusi. Kabarnya, mereka pernah bertemu di sebuah bar di Munich pada Desember 2014 sembari membicarakan soal taktik.
Tuchel ialah penggemar filosofi Guardiola. Lantas, apakah "sang murid" mampu membalas dendam kepada gurunya kali ini?
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Bundesliga |
Komentar