Menanggalkan ketergantungan pada Xavi Hernandez, aplikasi pola serangan balik, dan mengoptimalkan peran trio MSN. Mungkin tiga faktor ini menjadi pembeda yang paling menonjol antara Barcelona besutan Luis Enrique dengan skema racikan Pep Guardiola.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Tak akan habis perdebatan apabila kita hendak melabeli siapa pelatih terpantas dinobatkan sebagai yang terbaik.
Pep, dengan 14 gelarnya dalam empat musim, menyulap Barca lewat penampilan indah dan nyaris tanpa cacat.
Namun, di sisi lain, Enrique menciptakan Barca yang sedemikian tajam bak mesin pembunuh.
Meski masih kalah dari perspektif total trofi yang disumbangkan di musim perdana, Enrique telah melampaui rekor-rekor lain kepunyaan Pep.
Dalam beberapa pekan ke belakang, Enrique bahkan telah menahbiskan dirinya sebagai pelatih Barca terbaik dalam aspek raihan kemenangan serta rentetan laga tanpa kalah.
Ya, Enrique baru mematahkan rekor 50 kemenangan tercepat di panggung La Liga. Jika Pep mencatat 50 kemenangan La Liga dalam rentang 67 jornada, Enrique melahapnya cuma dalam 63 jornada.
Selain itu, berkat kemenangan 2-1 atas Sevilla di Camp Nou, akhir pekan lalu, Enrique membawa skuat binaannya melaju dengan 34 laga tanpa kalah.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA no.2.656 |
Komentar