Menanggalkan ketergantungan pada Xavi Hernandez, aplikasi pola serangan balik, dan mengoptimalkan peran trio MSN. Mungkin tiga faktor ini menjadi pembeda yang paling menonjol antara Barcelona besutan Luis Enrique dengan skema racikan Pep Guardiola.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Tak akan habis perdebatan apabila kita hendak melabeli siapa pelatih terpantas dinobatkan sebagai yang terbaik.
Pep, dengan 14 gelarnya dalam empat musim, menyulap Barca lewat penampilan indah dan nyaris tanpa cacat.
Namun, di sisi lain, Enrique menciptakan Barca yang sedemikian tajam bak mesin pembunuh.
Meski masih kalah dari perspektif total trofi yang disumbangkan di musim perdana, Enrique telah melampaui rekor-rekor lain kepunyaan Pep.
Dalam beberapa pekan ke belakang, Enrique bahkan telah menahbiskan dirinya sebagai pelatih Barca terbaik dalam aspek raihan kemenangan serta rentetan laga tanpa kalah.
Ya, Enrique baru mematahkan rekor 50 kemenangan tercepat di panggung La Liga. Jika Pep mencatat 50 kemenangan La Liga dalam rentang 67 jornada, Enrique melahapnya cuma dalam 63 jornada.
Selain itu, berkat kemenangan 2-1 atas Sevilla di Camp Nou, akhir pekan lalu, Enrique membawa skuat binaannya melaju dengan 34 laga tanpa kalah.
Angka ini melewati rekor Negeri Matador yang sebelumnya dipegang Rinus Michels (27 laga), Pep (24), dan Carlo Ancelotti (31).
Sevilla menjadi tim terakhir di seluruh kompetisi yang berhasil mengalahkan Barcelona tatkala menjamu mereka di jornada 7 La Liga 2015/16 dan meraih kemenangan 2-1 di Ramon Sanchez Pizjuan.
Jumlah ini menyamai catatan Leo Beenhakker yang telah berdiri selama 27 tahun.
Kala itu, pelatih asal Belanda ini membawa Real Madrid menuai 34 laga tanpa kalah sejak 29 September 1988 hingga 15 April 1989. Laju Emilio Butragueno cs. terhenti di laga ke-35 saat takluk dari Celta Vigo.
Rekor Juventus
“Saya tak tahu mengapa, tapi saya merasa paling menikmati musim ini. Harapannya adalah kami bisa merebut gelar di akhir musim nanti. Rasa lelah seperti bukan menjadi isu penting, selama kami merasa kami semakin dekat untuk meraih target,” ujar Andres Iniesta, kapten Blaugrana, seperti dikutip Sport.
Satu lagi kekuatan Enrique adalah kemampuan untuk menjaga rasa haus pasukannya akan raihan gol dan trofi.
Dengan memainkan setiap laga tanpa memikirkan hal selain tambahan tripoin, Barca bisa melalui setiap ujian dengan nilai baik.
Setelah menyudahi perlawanan Rayo Vallecano 5-1 di Vallecas, Kamis (3/3/2016), Enrique melampaui rekor Beenhakker.
Berhasil melewati angka 35 laga tanpa kalah, artinya bidikan El Lucho beralih ke rekor lintas negara.
Sepanjang sejarah sepak bola antarklub di lima liga besar Eropa (Spanyol, Inggris, Jerman, Italia, dan Prancis), rekor semodel ini dipegang Antonio Conte (Juventus, 43 laga antara 2011-2012), Brian Clough (Nottingham Forest, 40 laga antara 1977-1978), dan Arrigo Sacchi (AC Milan, 36 laga antara 1990-1991).
[video]http://video.kompas.com/e/4786868941001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA no.2.656 |
Komentar