Jika ada tim yang layak menyandang predikat paling mengejutkan di Serie A musim 2015-2016, rasanya Bologna dan Sassuolo menjadi duet yang terpantas. Bologna jelas lantaran streak hasil bagus belakangan yang menaikkan mereka dari dasar klasemen hingga posisi 9 di klasemen.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Sejak memberikan kendali kepada Roberto Donadoni di pengujung Oktober, Bologna sukses merajut delapan kemenangan dan lima seri dalam 17 giornata.
Di bawah arahan Delio Rossi, pendahulu Donadoni, 10 giornata pembuka berlalu dengan raihan delapan kalah dan dua menang.
Menginjak giornata 27, Bologna mampu berada tepat di tengahtengah antara zona degradasi dan zona Eropa.
Namun, jaraknya lumayan jauh: 12 poin dari jatah terakhir ke Benua Biru. Rasanya terlalu muluk untuk mengharapkan Donadoni sukses mengulang kejayaan era akhir 1990-an saat mereka lolos ke Piala UEFA.
Selain kisah indah Bologna, publik Serie A juga mungkin harus memberikan tempat ekstra bagi Sassuolo.
Hanya, jika musim Bologna membaik belakangan, sinar Sassuolo justru berkilau di pekanpekan awal Serie A, ketika hingga giornata 13 mereka mampu duduk di wilayah Eropa, bahkan di zona Liga Champion pada giornata 5.
Sempat berstatus nirkemenangan selama tujuh pekan (pekan ke-20- 25, ditambah laga tunda pecan ke-16), dengan catatan tiga kalah dan empat seri, tapi pada giornata 26 kendali kapal kembali Sassuolo stabil. Setelah memukul Empoli 3-2, dua pekan lalu, giliran tuan rumah Lazio mereka gebuk 2-0 di weekend kemarin.
[video]http://video.kompas.com/e/4766509872001_ackom_pballball[/video]
Kembali Tersenyum
“Kami harus bisa kembali menemukan senyuman saat berada di atas lapangan. Walaupun data statistik berkata kebalikannya, saya yakin apabila kami tersenyum kemenangan akan datang dengan sendirinya,” begitu ucap Eusebio Di Francesco, tepat sebelum lawatan Empoli.
Tripoin kontra Empoli yang disusul kemenangan atas Lazio menempatkan Sassuolo, yang baru naik promosi dua musim lalu, berada di ambang pintu Eropa.
Memang, di tangga ketujuh, mereka masih berjarak enam poin dari AC Milan dan tujuh angka dari Internazionale di peringkat kelima.
Sesuai peringkat di Serie A, kelolosan ke LE merupakan jatah tim di posisi 4 dan 5, ditambah kampiun dari Coppa Italia.
Namun, potensi terciptanya final antara Juventus kontra Milan di Coppa, berarti slot juara Coppa bakal dialihkan ke tim berdasarkan posisi di klasemen Serie A.
Seperti musim lalu, tim di tangga keenam (Genoa) yang seharusnya masuk. Akan tetapi, masalah administrasi akhirnya menggagalkan Genoa dan menjadikan Sampdoria (posisi 7) sebagai wakil terakhir Serie A di panggung LE.
Berkaca pada fakta ini, Domenico Berardi dkk. masih punya kans untuk menjajal atmosfer Benua Biru.
[video]http://video.kompas.com/e/4780025658001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA no.2.656 |
Komentar