“Bonucci merupakan salah satu pesepak bola favorit saya." Kalimat bernada pujian ini terselip dalam keterangan pers pelatih Bayern Muenchen, Pep Guardiola, pascalaga leg I babak 16 besar Liga Champion kontra Juventus, 23 Februari silam.
Penulis: Indra Citra Sena
Pada satu sisi, pujian tersebut bisa jadi adalah upaya Guardiola mengambil hati Bonucci agar sang pemain berminat menjajal kesempatan berlatih dan bertanding di bawah arahannya suatu saat nanti.
Kebetulan Manchester City, yang telah menetapkan pria berkepala plontos itu sebagai pelatih baru mulai musim depan, termasuk satu dari sekian banyak klub elite pemburu tanda tangan Bonucci.
Di sisi lain, pengakuan dari pelatih top sekelas Guardiola berarti kualitas Bonucci memang pantas diacungi jempol.
Dia memiliki segudang pengalaman yang turut mengasah ketajaman visi serta kejelian dalam membaca arah permainan lawan.
Pameran kematangan teranyar Bonucci tampak pada pertandingan bertajuk Derby d’Italia menghadapi Inter Milan, Minggu (28/2/2016).
Bek berusia 28 tahun itu bukan cuma membentengi garis pertahanan Juventus, tapi juga ikut membantu serangan ketika dibutuhkan.
Seorang kolumnis ternama Italia, Paolo Bandini, mendeskripsikan Bonucci sebagai otak terselubung Juventus, melengkapi jantung dan otot di lini defensif yang mengacu kepada deputi kapten tim, Giorgio Chiellini.
Maklum, Bonucci mempunyai kemampuan membangun serangan dari belakang berkat akurasi operan yang berada di atas rata-rata bek lain. Dia bahkan tak segan-segan mendribel bola melewati garis tengah menuju jantung pertahanan musuh.
Seperti yang terlihat di atas lapangan sewaktu Bonucci mencoba berakselerasi dan hampir mengibuli bek Inter, Joao Miranda.
Dia menyempurnakan penampilan malam itu dengan mencetak gol melalui sepakan voli jarak dekat.
Tak mengherankan bila kiper sekaligus kapten Juventus, Gianluigi Buffon, membandingkan performa Bonucci dengan keberhasilan aktor papan atas bernama depan serupa, Leonardo Di Caprio, yang baru saja mendapatkan Piala Oscar.
“Leonardo milik kami juga layak mendapatkan Piala Oscar berkat performa prima di atas lapangan,” begitulah kicauan sang kapten di akun Twitter pribadinya,@gianluigibuffon.
Il nostro Leo ha fatto una prestazione da Oscar, ora palla all'altro Leonardo... #JuveInter #Oscars pic.twitter.com/tWtZHnXJJ5
— Gianluigi Buffon (@gianluigibuffon) February 28, 2016
Teladan Junior
Sederet kelebihan Bonucci membuat ia mendapatkan respek lebih dari pemain-pemain muda Juventus seperti Daniel Rugani, Stefano Sturaro, Paulo Dybala,dan Simone Zaza.
Dia pun berusaha sekuat tenaga memberikan contoh kepada mereka, baik dalam sesi latihan maupun pertandingan.
Konon, keteladanan Bonucci plus personel senior lain semisal Buffon, Chiellini, Claudio Marchisio, dan Andrea Barzagli berandil menyudahi keterpurukan Juventus yang sempat terjadi pada awal musim ini.
Bonucci menegaskan betapa pentingnya memahami makna sejati dari mengenakan seragam hitam putih kebanggaan Juventus, yakni rela berjuang mati-matian demi kejayaan klub di level domestik dan kontinental.
“Sikap semacam itu telah mengubah wajah Juventus. Orang-orang tak akan lagi meyaksikan permainan buruk kami seperti di periode terkelam (September-Oktober 2015),” kata Bonucci seperti dilansir Tutto Juve.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA no.2.656 |
Komentar