Pada Selasa (1/3/2016), Redaksi BOLA kedatangan tiga tamu spesial dari PP PBSI. Mereka hadir meluangkan waktu untuk berdiskusi mengenai program dan rencana ke depan guna mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia.
Penulis: Thomas Rizal
Ketiga orang itu adalah Wakil Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rexy Mainaky, dan Kepala Sub Bidang Hubungan Masyarakat dan Sosial Media PBSI Yuni Kartika.
Secara garis besar, Budi menyampaikan penyebab mengapa prestasi bulu tangkis Indonesia tidak secemerlang 20-30 tahun silam.
"Dari dalam, harus diakui Indonesia terlambat melakukan regenerasi, khususnya di sektor tunggal. Setelah era Hendrawan dan Susy Susanti, tidak ada tunggal yang benar-benar secemerlang mereka," ujar Budi.
Selain itu, pelatih-pelatih di luar pelatnas biasanya kurang memberikan pembekalan teknik dasar yang mumpuni kepada pemain. Hal ini menyebabkan para pemain masih harus beradaptasi ketika masuk pelatnas.
PBSI pun bakal mengunjungi para pelatih di daerah setelah gelaran All England (8-13 Maret). Rencananya, PBSI akan bertandang ke Lampung sebagai kota pertama.
[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4783738589001&preload=none[/video]
Para pelatih di daerah itu akan diberikan bekal bagaimana membuat program latihan dan juga diberikan kesempatan mengunjungi pelatnas di Cipayung.
"Sementara dari faktor luar, harus diakui Indonesia terlambat dalam menerapkan iptek olah raga (sports science)," ucap Budi. Hal serupa diakui oleh Rexy.
"Indonesia baru setahun belakangan menerapkan iptek olah raga. Jangan dibandingkan dengan China yang memang dikenal sebagai negara terbaik dalam penerapan iptek olah raga," ujar Rexy.
Iptek olah raga yang diterapkan itu bisa dibagi dalam empat bagian, yakni fisiologis, psikologis, medis, dan analisis performa.
"Selain mendapat dukungan Prima (Program Indonesia Emas), PBSI juga akan bekerja sama dengan kedutaan besar Australia dalam waktu dekat untuk transfer ilmu pengetahuan dari negaranya," tutur Budi.
Peran Media
Dalam kunjungan ini, PBSI juga mengakui belakangan popularitas olah raga tepok bulu ini memang sedang menurun.
Salah satu penyebabnya adalah jarangnya televisi swasta menyiarkan pertandingan bulu tangkis secara langsung.
Salah satu contohnya adalah saat kualifikasi Piala Thomas-Uber tahun ini. Tidak ada televisi swasta yang menyiarkan pertandingan Tommy Sugiarto dkk.
Keenganan televisi swasta membeli hak siar pertandingan jelas berkaitan dengan prestasi Indonesia yang memang menurun belakangan ini.
"Tentu kami memahami seandainya pertandingan disiarkan dan tidak ada wakil Indonesia yang juara. Hal itu tentu akan mengurangi animo penonton juga," kata Budi.
PBSI mengaku sudah memiliki sejumlah strategi agar kembali meningkatkan kepopuleran bulu tangkis. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan eksposur dari media. Kendati begitu, PBSI tetap membuat peraturan bagi media yang ingin meliput di pelatnas.
"Jadwal peliputan langsung para atlet di pelatnas hanya Rabu dan Jumat. Kami harap media mengerti. Hal ini demi menjaga fokus dan konsentrasi para atlet juga," ucap Yuni.
[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4782960900001&preload=none[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.656 |
Komentar