Setelah lama tak terdengar, roadmap perbaikan tata kelola sepak bola nasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga (kemenpora) kini muncul ke permukaan lagi. Kabar itu muncul setelah Presiden Joko Widodo berencana mengirim utusan ke FIFA terkait sanksi yang diterima Indonesia.
Penulis: Kukuh Wahyudi/Yakub Pryatama
Sebelum rencana itu muncul, Presiden menerima kajian dari Kemenpora pada Sabtu (27/2/2016) terkait pencabutan pembekuan PSSI, yang sudah berlangsung sejak April 2015.
Semula, membuat roadmap menjadi jualan Kemenpora agar masyarakat percaya bahwa pembekuan PSSI merupakan langkah tepat. Dengan roadmap itu, Kemenpora yakin memiliki tahapan yang benar dalam meningkatkan prestasi Indonesia.
Kini, roadmap yang pertama kali dimunculkan pada 8 Mei 2015 itu juga akan menjadi oleh-oleh utusan pemerintah saat bertemu FIFA.
“Tidak mungkin datang ke FIFA dengan tangan kosong. Roadmap akan menjadi bahan pembahasan saat bertemu FIFA,” kata Gatot Dewa Broto, juru bicara Kemenpora yang berperan dalam membuat kajian pencabutan pembekuan PSSI.
Menurut Gatot, roadmap yang akan dibawa ke FIFA bukan yang sama saat pertama kali dimunculkan. Sudah ada beberapa kali revisi.
“Dalam perjalanannya mengalami perubahan. Saat kami berkomunikasi dengan pihak Istana lalu direvisi. Saat delegasi FIFA-AFC datang juga dipaparkan dan setelah itu kami revisi,” tutur Gatot.
Terkait rencana Presiden mengutus perwakilan ke FIFA, tampaknya masih tanda tanya.
Pasalnya, sejak tahun lalu pemerintah berusaha mengirim utusan ke federasi sepak bola dunia itu, tapi tidak berhasil.
FIFA cenderung “anti” terhadap pihak-pihak yang bukan berstatus anggotanya.
Tapi, pemerintah berharap ada perubahan dengan terpilihnya Gianni Infantino sebagai Presiden FIFA.
“Mengenai kapan pembekuan dicabut, hal itu tergantung saat berkomunikasi dengan FIFA,” ujar Gatot.
Masih Rahasia
Namun, saat ditanya isi dari roadmap itu, Gatot enggan mengutarakan secara rinci.
"Kami akan publikasikan pada saatnya nanti. Poinnya tak jauh-jauh dari grand design FIFA karena semata-mata hanya menjalankan aturan mereka. Unsurnya seperti pembinaan usia dini, infrastruktur, dan good corporate government," ucap Gatot.
Sementara itu, berbagai elemen sepak bola dalam negeri mulai bersuara lagi terkait perkembangan yang terjadi.
"Jangan terlalu lama menyelesaikan masalah ini. Kisruh yang terjadi sudah mematikan pendidikan kepelatihan yang dapat berdampak panjang," tutur Jan Saragih, asisten pelatih Persija.
[video]http://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4785308783001&preload=none[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.656 |
Komentar