Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rio Haryanto, Berawal dari Mimpi dan Kerendahan Hati

By Jalu Wisnu Wirajati - Sabtu, 27 Februari 2016 | 15:13 WIB
Pebalap Indonesia, Rio Haryanto setelah resmi bergabung dengan tim Manor Racing
MANOR RACING
Pebalap Indonesia, Rio Haryanto setelah resmi bergabung dengan tim Manor Racing

Saat berusia 8 tahun, Rio diajak oleh orangtuanya menonton langsung lomba balap F1 ke sirkuit. Dari sinilah, tekad Rio untuk berlaga di F1 berkembang.

"Kami ingin menunjukkan serunya balapan F1 sambil menyaksikan aksi Schumacher. Saat itu, Rio sempat berfoto bersama Schumacher," kata ibunda Rio.

"Setelah itu. dia tiba-tiba saja mengatakan ingin tampil di F1 suatu saat nanti. Sebagai orangtua, saya amini saja. Terkadang cita-cita anak bisa tercapai jika orangtua mengamini," tutur Indah.

“Ketika seseorang punya keinginan kuat untuk menggapai sesuatu, maka seluruh alam semesta akan berkonspirasi  untuk mewujudkannya.  - Raja Tua (Sang Alkemis, Paulo Coelho)

Ucapan Raja Tua dari novel "Sang Alkemis" karya Paulo Coelho seperti tertera pada pembuka artikel itu tampaknya terbukti  pada kiprah Rio. Lima belas tahun setelah bertemu Schumacher, Rio mulai menapaktilasi jejak idolanya sekaligus mewujudkan impian sang ayah.

Tahajud

"Saya lega... Akhirnya saya bisa tampil di Formula 1 dengan membawa bendera Merah Putih. Tanpa dukungan semua pihak, saya tak bisa sampai di sini," ucap Rio seusai diumumkan menjadi pebalap tim Manor Racing.

Tidak ada nada kesombongan dalam ucapan Rio itu. Sikap rendah hati itu memang tidak dibuat-buat. Untuk seorang pebalap, Duta Komodo ini dikenal santun dan tak pernah mengumbar kesombongan, termasuk saat naik ke podium dan meraih kemenangan.


Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, memegang bendera Merah Putih di acara pengumuman dirinya ke Formula 1, Kamis (18/2/2016).(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Kerendahan hati ini tak lepas dari didikan kedua orangtuanya. Sejak kecil, Rio ditanamkan sikap untuk selalu berbagi. Sebuah panti asuhan warisan kakeknya di Solo menjadi bukti kepedulian sosial pebalap kelahiran 22 Januari 1993 itu.


Editor : Pipit Puspita Rini
Sumber : vik.kompas.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X