Liverpool dan Manchester City akan beradu dalam laga final Piala Liga di Stadion Wembley, London, Minggu (28/2/2016). Partai tersebut juga mempertemukan dua manajer dengan karakter berbeda, tapi memiliki target yang sama: Juergen Klopp di kubu Liverpool dan Manuel Pellegrini di pihak City.
Klopp (48) dan Pellegrini (62) bisa dibilang memiliki karakter personal yang berlawanan. Klopp, pria asal Jerman, menyukai musik beraliran heavy metal.
Hal itu terwakili dalam ekspresinya di tepi lapangan; dinamis dan kerap meledak-ledak.
Sebaliknya, Pellegrini si lelaki asal Cili bak mewakili musik klasik. Dia kalem, tapi diam-diam menghanyutkan lewat hasil pemikirannya.
"Klopp seperti Jose Mourinho tanpa arogansi dan Arsene Wenger tanpa sifat keras kepala. Bagi orang luar, Pellegrini tipe orang yang muram dan tidak tertarik kepada kontroversi di media." Demikian Manchester Evening News membandingkan mereka.
Di balik perbedaan tersebut, Klopp dan Pellegrini kompak memiliki tujuan sama dalam final nanti, yakni untuk meraih trofi.
Meski kerap disebut kompetisi kelas tiga di Inggris, setelah Premier League dan Piala FA, Piala Liga menjanjikan gelar yang sangat penting untuk Klopp dan Pellegrini.
Bagi sang bos Liverpool, dia membutuhkan gelar ini sebagai koleksi perdana di lemari trofinya bersama The Reds.
Bohong kalau Klopp tak mengacuhkan Piala Liga karena pentas ini terbukti menjadi batu pijakan pelatih sekaliber Jose Mourinho atau Pellegrini sendiri untuk memancing gelar-gelar berikutnya di Inggris.
Mourinho mempersembahkan trofi Piala Liga 2004-2005 untuk Chelsea sebelum melengkapinya dengan enam titel tambahan dalam dua periode masa bakti bareng The Blues.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar