Keberhasilan Leicester City memuncaki klasemen Premier League bukan hanya mengundang decak kagum, tetapi juga rasa penasaran. David Sumpter, seorang profesor matematika terapan, mengemukakan teori tentang kiprah impresif mereka.
Sumpter, profesor matematika terapan dan peneliti perilaku (collective behaviour) dari Universitas Uppsala, Swedia, mengatakan, salah satu alasan Leicester City tampil baik musim ini adalah kecepatan serangan mereka.
Seperti dilansir situs Sky Sports, Sumpter mengatakan, rata-rata setiap operan Jamie Vardy dkk membawa bola sembilan meter lebih dekat ke gawang lawan. Jarak ini lebih jauh dua meter dari tim Premier League lain.
Jarak ini diperoleh lewat kurang lebih tiga operan.
Bandingkan dengan Arsenal, misalnya. Jarak operan Arsenal nyaris setengah dari jarak operan Leicester City. Padahal, untuk mencapai jarak operan 4,5 meter, The Gunners membutuhkan operan lebih banyak, yaitu enam operan.
Sumpter juga menganalisis kans terbaik yang dimiliki oleh Leicester City, dan tim-tim Premier League lain.
Sumpter meneliti area yang biasanya menjadi titik para pemain melepas tembakan mengarah ke gawang.
Hasil penelitian Sumpter menunjukkan, mayoritas peluang terbaik Leicester diperoleh dari operan panjang. Tak jarang, operan-operan tersebut berawal dari area mereka sendiri.
Tidak ada tim Premier lain yang melepaskan tembakan dari area yang sama, dengan jumlah sebanyak Leicester.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Sky Sports |
Komentar