Manajer Manchester United, Louis van Gaal (64), tak populer di mata suporter. Rapornya bersama Red Devils masih dinilai buruk, tetapi berkaca pada rekam jejaknya, Van Gaal bisa memberikan kontribusi bagus untuk masa depan klub.
Kabar pemecatan belum menjauh dari Van Gaal. Kesuksesan membawa United ke perempat final Piala FA tak akan berarti jika kinerja mereka tetap melempem di Premier League.
"Waktu Van Gaal di Manchester United akan berakhir cepat atau lambat. Melihat penurunan performa United dalam tiga bulan, tak akan ada suporter yang menyesal melihatnya pergi." Demikian tulis kolumnis Rob Dawson di situs Manchester Evening News.
[video]http://video.kompas.com/e/4768738929001_ackom_pballball[/video]
Saat ini, pendukung Setan Merah mungkin sangat sedikit melihat hal positif dari Van Gaal. Namun, pria Belanda itu memang terbiasa menunjukkan efek sentuhannya justru setelah ia pergi dari klub yang dibesutnya.
Salah satu keberanian Van Gaal yang layak diapresiasi ialah keputusan memaksimalkan para pemain muda di skuat utama. Hal itu pula yang ia lakukan di Barcelona (1997-2000, 2002-2003) atau Bayern Muenchen (2009-2011).
LvG berjasa besar menyediakan material fondasi tangguh yang kelak membentuk Barcelona menuju masa kejayaan. Dia memberikan debut di tim senior untuk Carles Puyol, Xavi, Victor Valdes, sampai Andres Iniesta.
"Titik balik terpenting dalam karier sepak bola saya ialah ketika hampir meninggalkan Barcelona B, tapi akhirnya memilih bertahan. Van Gaal mencantumkan saya di tim utama," ucap Puyol mengenang kejadian pada musim 1999-2000.
"Terima kasih kepada Van Gaal karena menunjukkan keberanian untuk berjudi dengan talenta yang hanya bisa dia lihat sendiri," kata Valdes, yang dipromosikan pada 2002.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar