Salah satu alasan Inter menggelar silenzio stampa alias aksi diam pada media adalah keengganan buat memperkeruh situasi yang terjadi di laga kontra Fiorentina. Di laga tersebut, Inter merasa banyak dirugikan oleh wasit Paolo Mazzoleni.
Penulis: Anggun Pratama
Inter merasa Mazzoleni membuat standar ganda dan terlalu mudah buat memberikan kartu kuning buat mereka. Pasukan Roberto Mancini membuat 14 pelanggaran namun mendapatkan enam kartu kuning plus dua kartu merah!
Alex Telles mendapat dua kartu kuning, sementara Geoffrey Kondogbia dikartu merah langsung setelah memberi tepukan sarkastik pada Mazzoleni seusai laga.
Kartu merah yang diterima Telles dan Kondogbia menggenapi delapan kartu merah yang diterima Inter musim ini. Hanya Atalanta yang mencatatkan situasi lebih buruk (11 kartu merah).
Catatan tersebut terburuk sejak Serie A 1995/96. Di musim tersebut, Inter juga delapan kali mendapatkan kartu merah.
Inter era Mancini musim ini sudah melewati koleksi kartu merah terbanyak Inter di era Jose Mourinho pada 2009/10 dengan jumlah tujuh kartu merah. Bedanya, saat itu Inter meraih tiga gelar di akhir musim. Kini, prestasi serupa hanya angan-angan.
Di bawah Mancini, Inter memang tampak terlihat beringas di mata wasit. Bila digabung dengan periode pertama Mancini melatih Inter pada 2004-2008, sudah 27 kali pemainnya diusir!
Sebetulnya, ada alasan Inter sekarang geram pada wasit. Para pengadil di Serie A cenderung gampang buat mengeluarkan kartu dari sakunya buat Inter.
Hal ini tecermin dari kecilnya rasio jumlah pelanggaran dibanding dengan kartu yang dikeluarkan. Rata-rata, Mauro Icardi dkk. menerima kartu setiap membuat lima pelanggaran.
Rasio itu merupakan yang tersering dibanding dengan enam tim teratas di klasemen saat ini. Wasit paling "baik" pada Milan dengan rataan 6,52 pelanggaran per satu kartu.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.654 |
Komentar