Nama Supriyono tak hanya dikenal sebagai komentator sepak bola di sebuah televisi nasional. Jebolan timnas Primavera itu kini juga terlibat dalam pembinaan sepak bola usia dini melalui SSB yang ia bentuk, yakni Mutiara Primavera.
Penulis: Thomas Rizal
Menurut Supriyono, dirinya amat prihatin dengan kondisi sepak bola Indonesia saat ini. Atas keresahan itulah, pada Januari 2014, Supriyono membentuk Mutiara Primavera, sekolah sepak bola yang bermarkas di Sindanglaya, Bandung, Jawa Barat.
“Saya lihat Bandung memiliki banyak bibit pemain potensial. Selain itu, saya juga sudah berada di Bandung selama 18 tahun,” ujar Supriyono saat ditemui di Lapangan Secaba, Sindanglaya, Bandung, Minggu (27/12).
Bagi Supriyono, menjadi pelatih usia dini merupakan tantangan tersendiri. Selain itu, Supriyono juga berharap kelak para mantan pemain timnas lain banyak yang mengikuti jejak dirinya sebagai pelatih sepak bola usia dini.
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau peduli?” kata pelatih kelahiran 8 Agustus 1975 itu.
Baik dan Benar
Di Mutiara Primavera, Supriyono berusaha mengajari para muridnya untuk bermain sepak bola dengan baik dan benar. Hal itu didasari pengalamannya ketika menimba ilmu di Italia selama tiga tahun.
“Waktu itu kami dilatih oleh Romano Matte. Saya diajari beberapa hal dasar dan detail yang justru sangat penting. Misalnya, cara menendang bola, bagian bola yang ditendang, dan posisi tubuh kita,” tutur Supriyono mengenang masa-masa bersama Kurniawan dkk di Italia.
Dalam melatih, Supriyono dibantu oleh lima asisten pelatih. Tiap pelatih maksimal menangani 15 anak.
“Hal itu dilakukan agar intensitas latihan menjadi lebih tinggi. Proses perkembangan anak juga terpantau dengan detail,” kata Supriyono lagi.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.647 |
Komentar