Namun, jangan harap keakraban itu terulang pada laga di Emirates nanti. Di atas lapangan, Mertesacker dan Huth bakal kembali adu kuat, bertarung satu sama lain mencegah tim kebobolan.
Kalau aspek defensif tim menjadi acuan, Mertesacker layak berbangga lantaran timnya baru menderita 22 gol, terminim kedua di liga setelah Tottenham (19 gol).
Di lain pihak, Leicester kebobolan 27 kali. Namun, dalam sisi personal, Huth lebih sulit ditembus lawan.
Jebolan akademi Chelsea itu mencatat rata-rata 7,3 kali sapuan, 2,7 kemenangan duel udara, 2 intersep, dan 1,2 tekel per gim.
Bandingkan dengan Mertesacker yang hanya punya rapor 5 sapuan, 2,2 keunggulan duel udara, 1,3 intersep, dan 1,2 tekel per partai.
Simak pula perkembangan kinerja terkini mereka. Huth sedang 'naik daun' berkat dua golnya ke gawang Manchester City pekan lalu (3-1).
Bek kelahiran 18 Agustus 1984 itu merupakan sumber gol alternatif bagi klub. Ia telah mencetak tiga gol musim ini, cuma kalah dari tiga pemain ofensif: Jamie Vardy (18 gol), Riyad Mahrez (14), dan Shinji Okazaki (4).
Mertesacker? Pemain Arsenal sejak 2011 itu belum mencetak gol. Statusnya sebagai starter untuk laga ini juga belum terjamin.
Sejak ia diberi kartu merah oleh wasit pada laga kontra Chelsea (24/2/2016), Manajer Arsene Wenger mengandalkan Gabriel Paulista sebagai tandem Laurent Koscielny di jantung pertahanan.
Hasilnya, The Gunners tak kebobolan dalam dua laga terbaru melawan Southampton (0-0) dan Bournemouth (2-0).
Meski begitu, Arsenal tetap membutuhkan aspek kepemimpinan Mertesacker guna memegang kendali benteng London Merah.
"Dia adalah pemimpin hebat dan sangat dihormati di kamar ganti kami. Saya punya tiga bek tengah dan akan beradaptasi tergantung pola, lawan, dan kekuatan mereka," ujar Wenger.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Whoscored, Express |
Komentar