Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Milo dan ’Wajah’ Baru Disiplin Staf serta Ofisial Arema

By Iwan Setiawan - Kamis, 11 Februari 2016 | 19:09 WIB
Pelatih Arema Cronus, Milomir Seslija, bersama salah satu asisten pelatihnya, I Made Pasek Wijaya, pada pemusatan latihan skuat Singo Edan di Kota Batu.
IWAN SETIAWAN/BOLA/JUARA
Pelatih Arema Cronus, Milomir Seslija, bersama salah satu asisten pelatihnya, I Made Pasek Wijaya, pada pemusatan latihan skuat Singo Edan di Kota Batu.

MALANG, JUARA.net – Kedisiplinan pelatih Arema Cronus, Milomir Seslija, ternyata tak hanya ditujukan kepada pemain. Tapi, staf pelatih dan ofisial hingga perlengkapan Arema juga merasakan aturan ketat sang pelatih.

Sejak pemusatan pemain di Agrokusuma, Kota Batu, Milo membiasakan kepada staf pelatih dan ofisial untuk tiba di lapangan satu jam sebelum sesi latihan dimulai. Mereka harus menyiapkan perlengkapan latihan.

Perlengkapan latihan itu mulai bola, cone, tempat latihan fisik, hingga medicine ball untuk pemain cedera serta tempat latihan kiper. ”Jadi, semua harus sudah siap waktu pemain datang di lapangan,” kata Dicky Hermawan, kitman Arema Cronus.

Sebelumnya, bagian perlengkapan dan tim pelatih tiba di lapangan bersamaan dengan pemain. Saat menunggu pemain memakai kostum dan sepatu, asisten pelatih dibantu bagian perlengkapan menyiapkan kebutuhan latihan.

”Tidak masalah, kami datang lebih awal. Pemain juga waktu tiba di lapangan sudah dalam kondisi siap. Tidak boleh lagi ada yang baru ganti baju atau pakai sepatu,” kata asisten pelatih Arema, I Made Pasek Wijaya.

Dari pengalaman ofisial dan para asisten pelatih, Milo memang punya karakter disiplin tinggi. Sebab, itu sudah terbiasa dilakukan di negara asalnya, Bosnia. Tapi khusus Milo, dia masih sedikit punya toleransi.

Pelatih berusia 51 tahun ini masih mau turun tangan membantu menyiapkan perlengkapan latihan. Dia seakan ingin memberi contoh dulu untuk alat-alat apa saja yang diperlukan dalam latihan, terutama waktu pemanasan.

Jika masih ada waktu luang setelah menata perlengkapan dan pemain belum datang, dia mengajak para asisten dan ofisial untuk bermain bola di pinggir lapangan. ”Coach Milo masih punya toleransi yang membuat kami segan, bukan malah membuat takut. Karena, kalau ada yang salah diberi contoh yang benar, tidak dimarahi,” kata Dicky.


Editor : Estu Santoso
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X