Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Berkat Bantuan Medis dan Roger Federer, Buffon Lewati Masa Terkelam dalam Hidupnya

By Firzie A. Idris - Rabu, 10 Februari 2016 | 12:33 WIB
Kiper Juventus, Gianluigi Buffon, merayakan gol yang dicetak rekan setimnya, Juan Cuadrado, dalam pertandingan Serie A kontra Torino di Stadion Juventus, Turin, Italia, 31 Oktober 2015.
VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES
Kiper Juventus, Gianluigi Buffon, merayakan gol yang dicetak rekan setimnya, Juan Cuadrado, dalam pertandingan Serie A kontra Torino di Stadion Juventus, Turin, Italia, 31 Oktober 2015.

Kiper Juventus, Gianluigi Buffon (38), mengungkapkan kalau ia tak akan bertahan di puncak seperti sekarang apabila dirinya tidak memenangi pertempuran melawan depresi pada awal 2000-an.

Buffon berbicara tentang masa sulitnya antara 2003 dan 2004.

Ia dikabarkan menderita secara mental dan emosional setelah kekalahan Juventus pada babak adu penalti di final Liga Champions 2003.

Saking depresinya, Buffon bahkan sampai dikatakan sering gemeteran apabila memasuki lapangan hijau.

"Kondisinya seperti saya tak bisa mengendalikan isi kepala saya sendiri, pikiran saya selalu kemana-mana," tutur Buffon kepada ABC.

Kiper kelahiran Carrara, Italia, itu mengaku tak akan bisa melewati periode tersebut tanpa bantuan medis dan temannya, petenis Swiss, Roger Federer.

"Pada masa itu, saya bertarung sengit dengan isi kepala saya sendiri," ujar pria yang telah tampil dalam lebih dari 565 laga bagi Juventus itu.

"Tanpa bantuan dokter dan obat-obatan saya tak akan bisa melalui periode tersebut. Saya harus memulai semuanya dari nol," lanjut Buffon.

[video]http://video.kompas.com/e/4743311558001_ackom_pballball[/video]

Sang kiper mengatakan kalau periode tersebut merupakan masa persimpangan di kariernya. Ia mengaku tak bisa seperti sekarang apabila menyerah dalam pertempuran tersebut.

"Saya bangkit lebih kuat dan lebih dewasa setelah pengalaman traumatis tersebut," lanjutnya. "Memenangi pertarungan lawan depresi tersebut adalah momen terbaik dalam hidup saya."


Petenis Swiss, Roger Federer mengepalkan tangan setelah memastikan kemenangan atas Tomas Berdych (Ceko) pada babak perempat final Australia Terbuka yang digelar di Rod Laver Arena, Melbourne Park, Selasa (26/1/2016).(GREG WOOD/AFP PHOTO)

Sang kiper juga mengakui kalau ia dapat berjaya dari kemunduran itu berkat bantuan Federer.

"Saya seorang pengagum dan teman Federer, saya sering berbincang padanya dan saya suka kekuatan mentalnya," tutur Buffon lagi.

"Secara psikologis, tenis adalah olahraga tersulit. Apabila Anda menang, kejayaan milik Anda tapi jika kalah, Anda tak bisa menyalahkan orang lain. Konsep ini patut diterapkan dalam olahraga dan juga hidup," tuturnya lagi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : ABC


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X