Di lain pihak, Icardi juga menjadi pengirim asisst terbanyak untuk Palacio. Dari 6 umpan berbuah gol miliknya, sebanyak 4 di antaranya berujung gol Palacio.
Hal spesial yang tertanam dalam diri Palacio ialah pengorbanannya berkorban untuk tim.
Musim lalu, ia "melakukan segalanya" guna menopang Icardi dengan berperan sebagai pendamping duet, gelandang serang, atau penyerang sayap di kedua sisi.
Meski usianya terbilang uzur, Palacio masih bisa diandalkan menyayat pertahanan musuh.
Saat melawan Verona, ia menjadi pemuncak daftar sprint tercepat di Inter dengan 32,79 kilometer per jam. Catatannya saat melawan Chievo tak kalah keren, yakni 30,37 km/jam.
Palacio juga aktif menciptakan peluang. Di skuat Inter, statistik 1,2 operan kunci per partai miliknya musim ini hanya kalah dari Adem Ljajic (2,5) dan Alex Telles (1,5).
Fungsinya sebagai pemecah konsentrasi bek musuh terpapar jelas pada laga kontra Verona. Palacio menjadi pemain paling sering dilanggar kala itu (6 kali).
"Palacio? Dia sosok yang fantastis saat bermain ataupun tidak," kata Mancini memuji Palacio usai melawan Verona.
[video]http://video.kompas.com/e/4743223366001_ackom_pballball[/video]
Mengacu pada pujian dari sang pelatih, media Italia mulai ramai mengulas bahwa poros Palacio-Icardi lebih menjanjikan ketimbang Icardi dan Stevan Jovetic.
Publik Nerazzurri menantikan Jovetic sebagai pasangan paling cocok buat Icardi, tapi hasilnya belum terbukti. Kesepahaman Icardi-Jovetic tidak terbangun secara konsisten.
Sky Sport 24 menyajikan hal tersebut dalam bentuk angka. Ambil contoh dalam laga Inter lawan Udinese (12/12/2015).
Ketika itu, Nerazzurri menang telak 4-0 dengan Icardi dan Jovetic sama-sama bikin gol. Namun, dari 34 operan total Jovetic, hanya sebiji yang mengarah kepada Icardi!
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar