Inggris mengenal sebutan festive period sebagai momok yang pantas diwaspadai akibat jadwal superpadat ketika tim harus melakoni tiga laga dalam sepekan. Spanyol agak sedikit berbeda dan Luis Enrique bisa memaksimalkan timnya.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Layaknya klub-klub Premier League di sekitar boxing day, para kontestan La Liga pun memiliki kalender padat merayap pada Januari. Dalam rentang tersebut, setiap klub Primera Division berpotensi melakoni hingga sembilan laga.
Di samping memainkan lima pekan di panggung La Liga, klub-klub yang belum tersingkir dari ajang Copa del Rey masih harus melakoni masing-masing dua pasang leg di perdelapan final dan perempat final. Ya, lima partai pada akhir pekan dan empat duel pada tengah pekan.
Barcelona termasuk dalam jajaran klub yang telah memainkan sembilan partai sepanjang Januari kemarin.
Meski memulai bulan pertama dengan skor 0-0 kontra Espanyol, Andres Iniesta dkk sukses melahap delapan kemenangan beruntun dalam delapan laga setelahnya.
Di La Liga, skor kacamata pada el derbi Barceloni tersebut diikuti tripoin atas Granada (4-0), Athletic Bilbao (6-0), Malaga (2-1), dan Atletico Madrid (2-1).
Sementara itu, empat kemenangan Blaugrana di Copa del Rey datang saat bertemu Espanyol (4-1 dan 2-0) serta Bilbao (2-1 dan 3-1).
Dengan mencatat delapan kemenangan dan satu kali imbang pada Januari 2016, secara otomatis Luis Enrique berhasil mempertajam rekor pribadi miliknya.
Tepat setahun lalu, pria dengan julukan El Lucho itu mampu menghadirkan delapan kali menang dan sekali kalah (0-1 dari Real Sociedad di Anoeta) bagi Barcelona.
Ambisi Unik
“Tim ini memiliki ambisi unik. Para pemain tampak selalu siap untuk berkompetisi dengan situasi dan cara yang berbeda-beda. Mereka siap bertahan dengan sama ngototnya seperti halnya pada saat menyerang,” ucap Enrique di situs resmi klub, mengomentari rahasia sukses timnya.
Sejak menukangi Barcelona pada awal musim 2014-15, Enrique telah mengukir sejumlah rekor fantastis.
Total 110 gol timnya di La Liga mengungguli 105 gol saat Pep Guardiola pertama kali membesut Barca. Rekor kebobolannya pun jauh lebih apik: 21 berbanding 35 gol.
Dari raihan trofi pun, masih pada musim debutnya, Enrique mampu menyamai catatan treble Pep berupa La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champion.
Satu-satunya trofi yang lepas dari bidikan Enrique ialah Supercopa de Espana sehingga ia tak bisa menyamai Pep dari perspektif predikat sextuple winners.
Kendati demikian, Enrique berada di jalur rekor yang sama dengan Pep dalam urusan rekor pada Januari.
Rekor terbaik Barca sepanjang sejarah, yang baru dibuat Enrique dengan delapan menang dan satu seri, juga sempat dicatat Pep pada Januari 2009.
Yang membedakan hanya ajangnya, di mana Pep mengukir lima kemenangan di La Liga serta tiga kali menang dan satu seri di Copa del Rey.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.652 |
Komentar