Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RD vs Makan Malam

By Rabu, 17 Februari 2016 | 17:30 WIB
Pelatih T-Team, Rahmad Darmawan, saat masih menangani tim nasional Indonesia.
GONANG SUSATYO/JUARA.NET
Pelatih T-Team, Rahmad Darmawan, saat masih menangani tim nasional Indonesia.

Rahmad Darmawan mendapatkan berkah pada awal kariernya di Malaysia bersama Terengganu Team (TTeam). Target promosi ke Liga Super Malaysia (LSM), yang seharusnya jatuh pada musim depan, ternyata bisa terwujud pada tahun ini.

Lewat babak play-off di Stadion Perak, Ipoh, Sabtu (30/1), tim besutan Rahmad Darmawan menang 2-1 atas ATM FA.

“Saya pikir ada keberuntungan bisa mempercepat promosi. Kini ujian sebenarnya ada saat kami tampil di Liga Super Malaysia,” kata Rahmad.

Pelatih yang biasa disapa RD itu mengakui bahwa materi pemainnya lebih ideal untuk tampil di Liga Primer Malaysia (kasta kedua) dibandingkan di LSM. Semula RD memang mempersiapkan T-Team untuk main di Liga Primer Malaysia (LPM).

Namun, ternyata ada kebijakan dari federasi Malaysia. T-Team, yang musim lalu berada di posisi ketiga LPM, mendapatkan jatah play-off promosi melawan peringkat 11 dari 12 tim di LSM 2015, ATM FA.

Mengenai peluang menambah amunisi baru untuk memperkuat tim, RD menyatakan tidak mudah. Pasalnya, sepak mula LSM yang berbarengan dengan ditutupnya bursa transfer jatuh pada Sabtu (13/2).

“Kemungkinan menambah pemain sangat tipis. Harga pemain pasti sudah mahal dan pemain-pemain bagus sudah dimiliki klub lain,” ujar RD.

Selain itu, eks pelatih Sriwijaya dan Persipura itu memiliki tantangan lain, yaitu soal budaya makan malam di markas T-Team, Terengganu.

“Makan malam di Terengganu biasa dilakukan sekitar pukul 21.00-22.00 waktu setempat. Pemain bisa tidur terlalu larut dan berdampak buruk untuk kondisi fisik mereka. Memang hal itu sudah menjadi budaya, tapi harus pelan-pelan diubah,” ucap RD.

Tak hanya itu, sesi latihan sore di Terengganu tak terlalu bersahabat lantaran tak ada toleransi jika berbenturan dengan waktu salat. RD menyiasati untuk menu latihan berat dan lama dilakukan pada sesi pagi.

Kurnia Meiga

Sementara itu, Kurnia Meiga cenderung menyanggah kabar yang menyatakan dirinya bakal mengikuti seleksi di Jepang.

”Saya sendiri masih bimbang. Sekarang lebih banyak berkumpul dengan keluarga di Jakarta,” kata Meiga.

Manajemen Arema Cronus, klub Meiga, sebelumnya mengungkapkan kalau kiper timnas senior itu akan berangkat ke Negeri Sakura pada pertengahan Februari.

”Kalau sudah ada kesepakatan baru saya kabari. Sekarang belum ada kepastian. Bisa jadi saya ke Arsenal atau Barcelona,” ujar Meiga bergurau.

Selain kabar bakal melakoni trial ke Jepang, pemain jebolan Diklat Ragunan itu justru membuka peluang untuk memperkuat klub Indonesia selain Arema. Sebab, tidak sedikit klub Tanah Air yang sedang mendekatinya.

Selain Sriwijaya FC, bisa jadi dia mengikuti jejak mantan pelatih kipernya di Arema, Alan Haviluddin, yang kini bergabung dengan Madura United. Soalnya, tim Jawa Timur itu sedang membangun kekuatan setelah mengakuisisi Persipasi Bandung Raya (PBR).

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X