Pelatih tim favorit juara Juventus, Massimiliano Allegri, masih memperhitungkan Roma dalam perebutan scudetto. Alasan sang pelatih, Roma mendatangkan dua pemain sangat penting pada calciomercato Januari 2016, yakni penyerang Stephan El Shaarawy dan gelandang serang Diego Perotti.
Penulis: Riemantono Harsojo
El Shaarawy sudah memberi bukti dapat mempertajam Roma. Penyerang berjuluk Si Firaun Kecil itu langsung mencetak satu gol dalam debut bersama I Lupi pada akhir pekan lalu kontra Frosinone, ia lalu mencatatkan satu gol lagi lawan Sassuolo.
Bagaimana dengan Perotti?
Dalam interviu dengan Tiki Taka, mantan pelatih Roma, Zdenek Zeman, menyatakan dirinya tak paham dengan strategi perekrutan Roma. Ia menyebut Roma sudah mendatangkan El Shaarawy, yang perannya di lapangan juga dapat dilakoni Perotti.
Seperti El Shaarawy, Perotti juga tidak menjalani paruh pertama yang sangat brilian. Berbeda dengan nama yang disebut pertama, gelandang asal Argentina yang dipinjam dari Genoa itu tampil di ajang yang sama seperti Roma.
Paruh pertama Serie A 2015-2016 bisa menjadi acuan apakah Perotti akan menjalani musim yang baik bersama Roma.
Perotti datang ke Roma dengan catatan disiplin yang jelek. Ia memperoleh dua kartu merah langsung pada paruh pertama musim ini.
Dalam 16 penampilan bersama Genoa, sang gelandang serang hanya mencetak dua assist dan satu gol. Total, ia hanya membuat lima gol dalam 43 partai Serie A.
[video]http://video.kompas.com/e/4734959899001_ackom_pballball[/video]
Musim ini, ia juga hanya melepas 15 tembakan atau dengan rataan 0,9 tembakan per partai.
Oke Perotti bukan bomber, jadi kesampingkan soal kemampuan atau upaya dalam menjebol gawang lawan.
Kita lihat kemampuan pemain berumur 27 tahun ini dalam membantu tim Genoa mendapatkan kesempatan mencetak gol karena itu merupakan tugas utama seorang gelandang serang.
Data di Squawka menunjukkan bahwa dalam 16 laga, Perotti menjadi pemain yang paling banyak menciptakan kans tim untuk mencetak gol yakni 35 kali. Selain itu ia membuat 33 operan kunci.
Dengan kontribusi demikian, Perotti gagal membawa Genoa ke posisi yang bagus. Saat ditinggalkan Perotti, Genoa berada di peringkat 16.
Meski demikian, pelatih Genoa, Gian Piero Gasperini, sempat berkata timnya mungkin akan bernasib lebih jelek jika tak memiliki pemain seperti Perotti.
Situs Vocegiallorossa menulis, dalam formasi 3-5-2 yang diterapkan pelatih Luciano Spalletti pada dua laga terakhir, Perotti akan kesulitan mendapatkan posisi yang pas.
Namun, dia bisa ditempatkan sebagai partner penyerang. Perotti bisa membantu Edin Dzeko untuk mendapatkan ketajaman sebagai bomber.
Dalam formasi 4-2-3-1, Perotti dapat dimainkan di seluruh tiga posisi di belakang penyerang tunggal. Kedatangan mantan pemain Sevilla ini jelas menguntungkan Roma.
Il Lupi menjadi memiliki lebih banyak pilihan di posisi gelandang pendukung penyerang setelah sebelumnya memiliki Mohamed Salah, Iago Falque, El Shaarawy, atau Radja Nainggolan yang sempat dipasang di posisi trequartista.
[video]http://video.kompas.com/e/4729756105001_ackom_pballball[/video]
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA Edisi No. 2.652 |
Komentar